Jakartasatu.com – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Husni Kamil Manik meninggal dunia pada Kamis malam 7 Juli 2016. Ayah tiga orang anak itu meninggal dunia usai diwarat intensif di rumah sakit umum pertamina pusat. Sehari kemudian Husni Kamil Manik dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Jakarta Selatan.
Ucapan belasungkawa mengalir dari berbagai penjuru. Mulai dari politikus, pemerhati demokrasi, penggiat pemilu bahkan Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kompak memberikan ucapan duka cita. SBY sendiri datang melayat ke rumah duka.
Dua hari setelah kepergian pucuk pimpinan penyelenggara pemilu itu, tersiar isu hangat yang ramai dibincangkan banyak orang. Isu hangat yang dimaksud adalah Husni meninggal bukan karena sakit melainkan karena diracun.
Isu tersebut mencuat setelah, Ali Mochtar Ngabalin yang juga politikus Partai Golkar mengunggah sebuah tulisan di akun facebook miliknya belum lama ini. Dalam tulisannya itu Ali Mochtar meminta agar jenazah Husni Kamil Manik untuk diotopsi oleh dokter ahli forensik independen.
Berikut tulisan lengkap Ali Mochtar Ngabalin di akun facebooknya yang sudah disesuaikan dengan ejaan yang disempurnakan.
Otopsi
Dari wajah terakhir almarhum Husni Kamil Manik (ketua KPU RI) dan atas nama demokrasi dan hak-hak manusia serta untuk mengungkapkan tabir dibalik kematian saudara Husni Kamil Manik saya mengusulkan ada tim Dokter ahli forensik yang independen untuk melakukan OTOPSI
Semoga keluarga berkenan memberikan izin, saya menyaksikan wajah seperti ini seperti dahulu wajah yang pernah saya lihat setelah diotopsi ternyata yang bersangkutan mati karena diracun. Negara harus menaruh perhatian pada kematian saudara Husni Kamil yang sungguh sangat mendadak berita kematiannya seperti diliput dan menghiasi berita di berbagai media.
Waspada dira anuraga
Ali Mocthar ngabalin, Dr. drs. MA
Ketua Umum POSSI DKI
Ketua Umum Muballigh Se-Indonesia.
Baca Juga: Profil Singkat Ketua KPU Husni Kamil Manik
Baca Juga: Pilkada Jakarta, Palagan Baru Sjafrie Sjamsoeddin
Baca Juga: KPU Terima Kritikan Publik
Baca Juga: Ketua DPRD Bojonegoro Sebut Kang Yoto Sosok Perawat Kebhinekaan
Baca Juga: Alasan Kang Yoto Pantas Jadi Cagub di Pilkada Jakarta