Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan turut bekerja bakti bersama warga masyarakat usai banjir yang menimpa/IST

OLEH: Geisz Chalifah

Minggu pagi dibanyak tempat  khususnya wilayah terdampak banjir keriuhan terjadi.  Masyarkat Jakarta mengikuti himbauan Gubernur melaksanakan kerja bakti. Tak hanya warga setempat namun warga dari wilayah lain yang tak terkena banjir ikut bersama – sama bergotong royong membantu warga membersihkan rumah-rumah dan kampung sekitar.

Tentu saja kegiatan seperti ini minus kehadiran pecundang Ade Armando dkk. Bagi kaum pecundang spt mereka, membuat hoax dan fitnah adalah kenikmatan  tersendiri demi mengekspresikan kedengkian yg telah jauh merasuk hati dan menciptakan kebodohan akut.

Anies Bawedan sejak masa kampanye memang telah menyatakan dgn jelas, kepemimpinannya adalah kepemimpinan yg menggerakkan yang melibatkan partisipasi publik secara luas.

Maka bergembiralah warga hingga teriakan calon presiden 2024 menggema diruang publik dikampung-kampung yg Ia singgahi.

Para gerombolan Liberal Udik yg KTP Jakartanya ga jelas. Mengelepar-gelepar, mereka seakan tak percaya apa yang dilihat lewat beragam video yg menghiasi ruang media sosial.

Begitu gencar mereka menarasikan fitnah, sudah habis2an mereka mempertontonkan kedunguan dipublik dgn menjadikan wilayah Bekasi, Bogor, Tanggerang, Lebak, Cipanas, Cianjur dan semua tempat yg mengalami banjir menjadi wilayah Jakarta.

Setiap saat membuat status fitnah menjatuhkan Anies namun nyatanya warga Jakarta seasli-aslinya semakin mencintai Gubernurnya.

Warga menyambut dengan sorak sorai, dengan suka cita,  pemimpin yang selalu hadir disetiap masalah,  yg tak absen menyapa mereka dan setiap saat bekerja sepenuh-penuhnya, menyelesakan masalah yg dihadapi warga Jakarta.

Ada sekelompok ibu-ibu berfoto bersama lalu mendoakan dengan tulus : Sehat terus Pak Anies. Ada pula seorang bapak korban banjir memeluknya erat-erat.

Jakarta Bergerak Bersama.  Media online memberitakan hangatnya warga korban banjir menyambut Anies.  Membuat hati busuk mereka membara, tuduhan pada Kompas, Detik, dll sebagai media yg dibayar,  membuat kompas meradang lalu menjawab tudingan para liberal udik berotak dikit, yang memang rajin memfitnah siapapun yang beritanya tak sejalan dengan kedengkian yang mereka anut sejak kekalahan telak dalam pilkada DKI.

Jakarta Bergerak berlangsung dengan riang gembira, ada pemimpin yg bekerja dengan hati nurani yang selalu berfihak pada mereka yang selama ini terpinggirkan.

Jakarta Bergerak diminggu pagi seperti menjawab dengan lantang semua fitnah dimedia sosial:  INI GUBERNUR KAMI WARGA JAKARTA.

Tinggallah kaum pemilik kedengkian, para gerombolan penebar fitnah. Menggelepar-gelepar tak percaya, ribuab narasi fitnah yang telah dibuat dan disebarkan menjadi trending topik berkali-kali ternyata tak  sedikitpun berkesan dibenak warga Jakarta. (*)