Abu Muas Tardjono/ist

Oleh: Tardjono Abu Muas, Pemerhati Masalah Sosial

Bagi pecandu sepak bola khususnya gelaran Liga Inggris, tentu sangat mengenal klub sepak bola dengan julukan Setan Merah, Manchaster United (MU).

Sangat menarik untuk dicermati soal pemakzulan atau didepaknya Mou julukan Jose Mourinho oleh manajemen Setan Merah dari kursi manajer karena prestasi MU ternyata jeblok, tak sesuai harapan. Kegagalan Mou konon menurut manajemen gegara terlalu boros dan tidak tepat dalam penempatan posisi pemain.

Boros karena belanja transfer pemain yang gila-gilaan bahkan sempat memecahkan rekor transfer dunia 2016. Inilah yang dinilai pemborosan.

Manajer tingkat dunia sekelas Mourinho saja karena kurang pas dalam meramu susunan pemain bintang pada gilirannya tak bisa memenuhi harapan manajemen MU.

Wajar jika terpuruknya peringkat MU di Liga Inggris saat itu pihak manajemen tidak lantas memecat para pemain, tapi mendepak orang yang dianggap sangat bertanggung jawab atas keterperukan MU yakni Mourinho.

Belajar dari sikap manajemen MU terhadap Mourinho, lantas layak kita berkaca diri terkait dengan kinerja Kabinet Indonesia Maju yang terindikasi sudah tidak sesuai lagi dengan namanya “Maju” yang ada malah realitanya terindikasi sangat tidak sesuai harapan.

Menilik terdepaknya Mou dari kursi pelatih di MU, siapakah kiranya yang layak dimakzulkan jika kinerja Kabinet Indonesia Maju saat ini terindikasi tidak sesuai harapan, para menterinya atau presiden yang memilihnya yang dimakzulkan sebagaimana kejadian di MU 2018?