KH. Athian Ali M. Dai/ist

Oleh K.H. Athian Ali

Ribka Ciptaning penulis buku “Aku bangga sebagai anak PKI” pernah menyatakan, paling tidak ada 20 juta anak cucu dan simpatisan PKI yang masih berpegang teguh dengan ideologi komunis di negeri ini.
Mereka memilih tiarap sepenuhnya selama masa orde baru dan pada era reformasi. Jika pun tampil hanya muncul dalam polesan wajah kemunafikan.

Mereka mulai berani membuka sedikit demi sedikit baju kemunafikan serta menunjukkan jati diri sebagai komunis sejati sejak Pilpres 2014.

Kini, di layar kaca, media online dan di berbagai forum diskusi, dengan berbaju Islam, begitu seberani dan vulgarnya mereka melecehkan ajaran Islam, kitab suci Al Qur’an dan menghina Rosululloh SAW.

Tentu saja akal sehat siapa pun akan sulit menerima keberadaan orang Islam yang menghina agamanya sendiri.

Ideologi komunis sudah pasti membuat penganutnya selama ini merasa tidak nyaman hidup di negeri Pancasila, dimana Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertamanya mutlak harus mewarnai setiap aspek dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Pemberontakan di Madiun 1948 dan upaya kudeta yang gagal pada G 30 S PKI yang berujung dengan pembubaran PKI dan larangan menyebarkan faham komunisme, Marxisme dan Leninisme lewat Tap MPRS nomor XXV tahun 1966, membuat kelompok komunis lebih memilih membiarkan sementara orang Iain berkuasa asal saja dasar negara sejalan dengan prinsip mereka.

Dari sisi ini kiranya mudah dipahami, mengapa mereka begitu gigih memperjuangkan RUU HIP untuk mengubah Pancasila menjadi TRISILA dengan mengganti Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi Ketuhanan yang berkebudayaan, dimana tujuan akhirnya adalah EKASILA dengan menghilangkan “Ketuhanan” dari dasar negara dan menggantinya dengan “Gotong royong” sejalan dengan prinsip komunis : “Sama rata, sama rasa”

Mereka tentu saja sangat menyadari, jika kekuatan ummat Islam dan TNI sangat sulit untuk mereka lumpuhkan. Peristiwa 1948 dan G 30 S 1965 cukup menjadi pelajaran bagi mereka. Lagi pula TAP MPRS nomor XXV tahun 1966 masih berlaku.

Karenanya, seperti halnya yang mereka lakukan menjelang G 30 S PKI dimana mereka berhasil mempengaruhi penguasa saat iłu untuk membubarkan Masyumi dan menekan HMI, kini mereka pun berupaya mempengaruhi pemerintah untuk membubarkan ormas Islam yang tegas menolak dan tidak memberikan peluang sedikit pun bagi bangkitnya kembali Komunis di negeri ini.

Ketika Majelis Ulama Indonesia (MUI) mencium kuat aroma bangkitnya komunis untuk kemudian menetapkan maklumat yang sangat tegas menolak RUU HIP, maka orang-orang komunis pun bangkit dan menuntut agar ormas yang mewakili ummat Islam di Indonesia ini dibubarkan!

Mereka yang menuntut MUI dibubarkan tidak mungkin orang Kristen, Budha, Hindu atau lainnya, karena selama ini hubungan antarummat beragama sangatlah baik di negeri ini. Tentu lebih tidak mungkin lagi jika mereka itu muslim! Lalu siapa mereka kalau bukan orang-orang yang anti Tuhan dan anti Agama.

Karena Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) juga bersikap yang sama, terlebih figur sentral KAMI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, merupakan sosok yang sejak masih menjabat Panglima TNI sudah mengingatkan akan bahaya bangkitnya kembali Komunisme, maka mereka pun semakin gerah dan berupaya menyerang pribadi pak Gatot serta menolak deklarasi KAMI di berbagai daerah.

Mereka juga berupaya mengadu domba ummat Islam dengan mendukung aliran sesat berbaju Islam seperti Ahmadiyah dan Syiah. Menyebarkan isu khilafah, berupaya memecah belah ummat Islam kepada Islam moderat, Islam radikal, Islam fundamental, Islam radikal, Islam Arab dan Islam Nusantara.

Seperti juga pada era 60-an menjelang G 30 S PKI, kini mereka juga melakukan hal yang sama, dengan menggelindingkan kembali predikat KADRUN (Kadal Gurun) kepada ulama, kiyai, habaib atau siapa pun yang berusaha keras menghalangi mereka untuk kembali bangkit di negeri ini.

Mereka tentu saja sangat bodoh jika mengira ummat Islam tidak mampu membaca kebangkitan kembali komunisme di negeri ini.

Kehadiran mereka yang semakin hari semakin nyata, justru akan menyatukan ummat Islam yang siap berjuang dan mengorbankan jiwa raga demi membela Agama, Bangsa dan Negara.

Komunis bangkit. Ummat bersatu ! Allohu Akbar !***