William Yang, Pakar Analis Financial/ FOTO AM-JAKSAT

By William Win Yang

Siapapun Anda, baik perorangan, keluarga, perusahaan, negara, bahkan dunia, jika menghadapi yang namanya krisis, kalau mau selamat resepnya cuma dua hal. Itupun tidak menjamin Anda selamat. Namun itu adalah satu-satunya pilihan (please tell me if there’s another options). Dua hal itu adalah :

1. Masuk ke crisis mode
2. Setelah no 1 aman, masuk ke recovery mode, dan berharap recovery kita berhasil.

Apa artinya crisis mode? Lebih tepatnya apa yang kita lakukan dalam crisis mode?

Crisis mode adalah tindakan yang kita lakukan saat kita sedang mengalami sakit parah dan harus diobati. Begitu parahnya seperti kita sedang masuk ICU. Yang membedakannya dengan ICU adalah, kita kesana dalam kondisi tidak sadar, dan orang lain yang mengobati kita, sementara cirisis mode adalah suatu yang kita lakukan dengan sadar. Sadar kita ini sakit parah dan butuh pertolongan

Yes, tentunya kita harus tetap optimis, namun mohon bedakan yang namanya optimis akan hari esok yang lebih baik, dan penyangkalan terhadap kenyataan.

Apa beda crisis mode dan kondisi normal, apalagi kondisi kemakmuran? Yang beda adalah pertanyaannya :

1. Dalam kondisi kemakmuran, pertanyaannya : besok kita akan mencapai apa? Akan jadi sebesar apa bisnis kita ini?
2. Sedangkan dalam kondisi krisis, pertanyaannya adalah : kita bisa bertahan berapa lama?

Dari pertanyaan ini jelas, kondisi krisis adalah kondisi survival, dimana pemasukan kita hilang, bisnis susah, membuka cabang atau growth lebih mirip bunuh diri. Maka itu hal terbaik yang dilakukan adalah dengan mengkonsolidasi diri, mengukur berapa lama kita hidup dalam kondisi sekarang, kemudian membuang semua biaya yang tidak perlu agar bisa bertahan selama mungkin. Kebutuhan survival ini berbeda–beda dalam tiap krisis:

1. Jika dalam kondisi Zombie Appocalypse, yang terpenting adalah menumpuk makanan sebanyak mungkin dan senjata serta amunisinya sebanyak mungkin, untuk bertahan lama, dan menangkis serangan zombie atau manusia lain yang mencoba merampok kita (you play the game or watched the movie right?)

2. Dalam dunia bisnis, kebanyakan adalah cash! Cash untuk membayar karyawan, cash untuk membayar kewajiban, dan cash untuk makan. “Cash is King” (dalam zombie appocalypse cash nggak ada gunanya)

Karena cash sangat penting dalam survival mode, itulah sebabnya cash langka dan sulit saat momen krisis, karena semua orang waras menahan cash. So, anggaplah hal yang penting bagi kita saat ini adalah cash. Apa tips nya ?

1. Buang biaya yang tidak perlu (terutama kebutuhan bersenang-senang)
2. Tunda target-target pencapaian, apalagi cita-cita tinggi
3. Tunda investasi walaupun kelihatan bagus, jika investasi itu dapat menggerogoti ketahanan keuangan kita (kamu abaikan ini, suatu hari kamu akan terpaksa jual investasi itu dengan harga murah)
4. Kumpulkan cash sebanyak mungkin dari hutang-hutang
5. Kumpulkan cash sebanyak mungkin dari menjual aset yang membebani keuangan kita (semakin awal anda menyadari krisis dan melakukan ini, semakin tinggi harga yang bisa anda jual, untuk kemudian dibeli lagi dengan harga lebih bagus setelah krisis berlalu)
6. Kumpulkan likuiditas dengan menambah plafon utang sebanyak yang kamu bisa, tapi kalau bisa statusnya standby loan. Jadi hanya dikenakan bunga jika kita gunakan (kalau ada yang tawari kartu kredit di jaman ini, ambil!!!)
7. Jika bunga sedang turun, belanjalah dengan uang kredit, dan pilih cicilan yang paling kecil. Simpan cash untuk yang benar-benar penting. Jika bunga mulai tidak bersahabat, gunakan cash untuk segera lunasi
8. Dan mungkin masih banyak lagi (bisa bantu tambahkan?)

Setelah melakukan semua itu, sekarang ukur. Dengan gaya hidup kamu (atau perusahaan kamu atau negara kamu) yang sudah di hemat ini, kamu bisa bertahan berapa lama? Setahun? Dua tahun? Good! Sebulan? Shit!

Baru setelah mengamankan posisi krisis ini, kita bisa istirahat dan berpikir jernih untuk mencari solusi peluang bisnis, untuk memutar kembali roda perekonomian kita

Ibaratnya, kita ini seperti masuk ICU :

Perumpamaan pasien ICU

Anggaplah anda adalah seorang yang ingin memiliki tubuh indah seperti binaragawan. Pada saat anda mau berolah raga, terjadi sesuatu pada Anda, yang menyebabkan Anda harus masuk ICU :

1. Saat pasien masuk ke ICU entah karena kecelakaan atau stroke atau apapun yang membuatnya dalam kondisi kritis, pastikan dia bertahan hidup selama mungkin inilah sebabnya kita dipasangi life support dahulu, bukan diobati. (pada saat ini sang pasien jelas harus melupakan rencananya memiliki tubuh indah. Karena dalam keadaan sekarat pergi ke tempat fitness = bunuh diri dalam dunia bisnis ini artinya lupakan growth dan fokus pada survival)
2. Setelah dijamin dia dapat bertahan dengan life support, langkah berikutnya adalah menemukan sumber masalah dan apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkannya, serta mengukur segala resiko dari segala tindakan yang ada.
3. Meminta persetujuan pada penanggung jawab pasien atas tindakan yang akan diambil, yang mungkin saja beresiko kematian.
4. Jika disetujui, maka akan dilakukan tindakan penyelamatan sesuai prosedur yang disepakati.
5. Jika berhasil akan dilakukan tindakan pemulihan
6. Sedangkan jika gagal dan pasien masih hidup, maka akan diulangi lagi prosedur dari nomor 1, sampai dia sembuh atau meninggal.
7. Setelah pulih, barulah pasien dapat mulai olah raga ringan, sampai dinyatakan sembuh total dan tidak ada kambuhan atau efek samping.
8. Setelah dipastikan dia sehat barulah dia boleh olah raga berat untuk mengejar target tubuh atletisnya. Itupun biasanya dikenai batasan-batasan agar tidak terulang lagi kesakitannya.

No 1 & 6 adalah crisis mode, sedang no 2,3 ,4, 5, 7, 8 adalah recovery mode

Simple kan? Of course! Pelaksanaannya itu yang sulit, terutama pada bagian memotong biaya, menjual aset, dan mengurangi gaya hidup.

Semoga bermanfaat.

Berikutnya mungkin saya akan tambahkan beberapa contoh real.

William Win Yang, adalah Pakar Analis Financial dan juga penulis Buku:

1.Secrets of the Dragon (2013)
2. The Dragon Slayer Strategy (2014)
3. How to be a Taipan (2016)
4. Investing in digital startups (2018)
5. Taipan – Lahirnya para konglomerat (2019)
6. Taipan – dibawah bayang-bayang papi (2020)
7. Taipan – The winner takes it all (Coming soon)