M Rizal Fadillah/FOTO OLAHAN JAKSAT
  1. by M Rizal Fadillah

Perhitungan hasil Pilpres AS hampir final Donald Trump nyungsep dan Joe Biden berjaya. Amerika Serikat akan memiliki Presiden baru. Kandidat Partai Demokrat Joe Biden sebelumnya adalah Wakil Presiden Barrack Obama. Dengan kekalahan Trump ini maka daftar Presiden yang menjabat hanya satu periode menjadi bertambah.

Kemenangan Biden menandai bahwa pergiliran kekuasaan antara Partai Republik dengan Partai Demokrat berjalan sehat. Kontrol oposisi cukup efektif. Walaupun Donald Trump ber “wek-wek” soal kecurangan, namun suksesi dinilai lancar dan konvensional.

Pilpres AS bersistem electoral college dimana untuk memenangkan kompetisi kandidat sekurangnya mesti mendapatkan 270 electoral votes dari 538 electoral votes. Joe Biden sudah meraup 264 electoral votes sementara Trump memperoleh 214 electoral votes. Relatif Biden sulit terkejar.

Ketika terpilih dahulu. Trump dinilai sebagai figur yang nyeleneh, kurang adab, bahkan tak pantas menjadi Presiden. Karikatur, meme, hingga boneka dibuat untuk menistakan. Di tempat umum pun boneka Trump ditendang dan dipukul-pukul. Ada rasa ketidaksukaan publik.

Akal sehat sebenarnya tidak menerima kemenangan pengusaha kaya ini. Profilnya digambarkan sebagai Presiden seenaknya, bahkan kontroversial. Karenanya, sukses Joe Biden menyingkirkan Trump adalah kemenangan akal sehat rakyat Amerika. Joe Biden adalah Presiden dengan jenjang karier politik yang jelas.

Dunia kadang memunculkan negara dengan Kepala Negara yang tidak diinginkan. Ada yang zalim, mementingkan diri, gemar pencitraan, bodoh hingga badut. Kecelakaan politik namanya. Tetapi aksiden seperti ini tidak pernah langgeng. Rakyat akan segera kembali ke akal sehatnya. Memilih pemimpin yang memang pantas untuk memimpin.

Kemenangan Biden adalah kemenangan akal sehat. Menyingkirkan figur ngotot yang tak mau kalah. Lempar isu curang padahal sebagai petahana justru ia yang potensial untuk curang. Di tengah proses malah minta penghentian penghitungan, lucunya Trump menyampaikan pidato klaim kemenangan.

Kepala Biro Amerika media ABC News David Lipson berseloroh dalam cuitannya tentang tingkah laku Trump “feeling like Indonesian politics rn”. Ditanggapi lucu antara lain oleh Ross Tapsel yang membenarkan, tetapi tidak persis seperti Indonesia katanya, kecuali jika Trump yang kalah menjadi Menhan Biden he he

Indonesia memang hebat. Jadi contoh buat Amerika. Ini mungkin karena di Indonesia juga pernah terjadi kecelakaan politik. Meskipun demikian, kalaupun ada figur yang memantas mantaskan diri ya dimaklum saja, karena kita adalah bangsa yang toleran, tidak radikal, mandiri, sabar, cerdas, budiman, pemaaf dan penyayang.

Kini Donald Trump sedang berenang di kolam kekalahan. Biru menenggelamkan merah. Suara “wek wek” nya masih terdengar gelagapan.
Selamat bekerja Joe Biden.

*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Bandung, 6 November 2020