Tarmidzi Yusuf Pegiat Dakwah dan Sosial/ist

by Tarmidzi Yusuf
Pegiat Dakwah dan Sosial

Semua mata tertuju pada sosok Imam Besar Habib Rizieq Shihab. Istana terguncang. Panik dan gagap.

Kita pun tertawa geli melihat adegan kocak dan mati langkah para pembantu Jokowi. Bukan ‘merangkul’ malah ‘memukul’. Ajakan rekonsiliasi dilawan dengan permusuhan. Narasi dicounter dengan buzzer.

Rakyat dicurigai. Berbeda pandangan politik dianggap ‘ancaman’ dan ‘musuh’, pengganggu persatuan dan kesatuan bangsa. Akhirnya yang ada, pembenaran bukan kebenaran. Merasa muslim tapi memusuhi muslim. Aneh.

Mahfud MD ngancam. Panglima TNI ngancam. Pangdam Jaya tak mau ketinggalan. Mendagri ancam pecat kepala daerah. Emang bisa gitu Mendagri pecat Gubernur? Bukan zamannya lagi Mas Bro!

Satpol PP senyam senyum. Dapat relawan baru. Tukang cabut baligho IB HRS. Lumayan Satpol PP bisa istirahat sejenak.

TNI itu katanya alat pertahanan negara. Benteng pertahanan kedaulatan negara. Garda terdepan membela Pancasila dari rongrongan anasir PKI yang mau mengganti Pancasila menjadi Trisila dan Ekasila.

TNI itu sahabat semua agama. Pelindung dan pengayom rakyat. Kenapa TNI tiba-tiba mengajak perang ummat Islam? Aneh juga kalau TNI show of force ke rakyatnya bukan kepada musuh negara seperti OPM dan gerakan separatis lainnya.

Islam, ummat Islam termasuk FPI bukan musuh negara. Bukan pula perusak persatuan dan kesatuan bangsa. Kenapa terlalu jauh berprasangka buruk terhadap sesama anak bangsa?

Siapa yang memaksakan kehendak? Tidak ada sejarahnya ummat Islam memaksakan kehendak dan menganggap dirinya paling benar. Bukankah ummat Islam sudah banyak mengalah demi NKRI. Penghapusan 7 kata dalam Piagam Jakarta buktinya.

Ummat Islam masih berprasangka baik. Mungkin TNI sedang dibawah tekanan. Ada kekuatan siluman yang memang ingin mengadu domba antara ummat Islam dengan TNI, antara ummat Islam dengan POLRI dan antara menteri-menteri yang beragama Islam dengan saudara seagamanya.

Bukan rahasia lagi bila persepsi publik menganggap ada kekuatan siluman yang ‘mengendalikan’ pejabat militer dan sipil. Tujuannya memecah belah dan mencerai beraikan ummat Islam. ‘Perang’ sesama ummat Islam.

Skenario lama digunakan. Menggunakan pejabat muslim baik sipil maupun militer ‘memukul’ ummat Islam. Kebetulan IB HRS dan Anies Baswedan menjadi target yang harus dibinasakan.

Kini semua mata tertuju ke arah kekuatan siluman. Anda tahu siapa kekuatan siluman? Dugaannya mengarah jenderal pensiunan tentara dan para cukong. Selebihnya Anda tebak sendiri.

Bandung, 5 Rabiul Tsani 1442/21 November 2020