Tarmidzi Yusuf Pengamat Politik dan Sosial/dok pribadi olahan JAKSAT

by Tarmidzi Yusuf
Pengamat Politik dan Sosial

Tiga status tersangka disematkan pada HRS. Dua status kerumunan, yaitu kerumunan Petamburan yang mengantarkan HRS dipenjara dan kerumunan Megamendung. Satunya lagi, tersangka kasus swab test di RS Ummi Bogor yang juga menyeret istri dan menantu HRS sebagai tersangka.

Lolos satu status hukum, dua status yang lain menunggu. Seandainya Praperadilan HRS besok dikabulkan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidak serta merta HRS langsung bebas. Dua status hukum lainnya, bisa saja menyebabkan HRS tetap di penjara.

Nuansa ‘kengototan’ memenjarakan HRS begitu besar. Bahkan akal sehat dan hukum pun jungkir balik. Seandainya menang Praperadilan pun, HRS langsung dijebloskan lagi ke penjara. Kasus kerumunan Megamendung dan swab test di RS Ummi sudah menanti.

Kesan mencari-cari kesalahan HRS terbaca secara kasat mata. Pokoknya, HRS dan ‘kendaraan’ beserta penumpang yang bernama FPI harus ‘dihabisi’. Rumornya HRS yang menjadi target pembunuhan. Allah Ta’ala berkehendak lain. Enam syuhada Laskar FPI menjadi martir perjuangan HRS dan ummat Islam.

Tak selesai di unlawfull killing enam syuhada laskar FPI. FPI dibubarkan, rekening bank FPI dan beberapa rekening bank petinggi FPI dibekukan. Satu persatu kekuatan FPI dan ummat Islam dilucuti sampai tak bernapas.

Gemboskah perjuangan HRS khususnya dan ummat Islam umumnya, menghadapi perlakuan diskriminasi dan kriminalisasi? ‘Serangan’ datang bertubi-tubi untuk menggembosi perjuangan ummat Islam.

Penulis menangkap suasana kebatinan ummat Islam saat ini sudah mencapai ubun-ubun. Geram, marah dan animo perlawanan muncul. Ummat Islam sedang menunggu momentum terpelesetnya rezim dan hadirnya seorang tokoh yang gagah berani memimpin gerakan perlawanan. Siapakah dia? Wallahua’lam.

Potensi terjadinya gesekan dan gejolak sosial sudah di depan mata. Diskriminasi dan kriminalisasi ummat Islam bakal memicu lahirnya gelombang perlawanan.

Kesabaran ummat Islam ibarat di gunung, sudah berada di puncak. Sewaktu-waktu bisa meletus dan berhamburan bangkit melakukan perlawanan.

Diduga ada pihak yang memang sedang ‘memanas-manasi’ agar terjadi gejolak sosial. Mereka punya agenda sendiri. NKRI terpecah belah. Islam dikerdilkan.

27 Jumadil Ula 1442/11 Januari 2020