Tarmidzi Yusuf Pengamat Politik dan Sosial/dok pribadi olahan JAKSAT

by Tarmidzi Yusuf
Pegiat Dakwah dan Sosial

Tentang siapa yang diprediksi bakal maju di Pilpres tahun 2024 sudah banyak diutarakan oleh pengamat politik dan politisi.

Ada yang memprediksi dua paket Capres – Cawapres, Prabowo – Puan versus Anies – AHY atau Anies – Sandi bila koalisi Prabowo – Puan gagal. Ada pula yang memprediksi lebih dari dua paket Capres – Cawapres.

Paket Prabowo – Puan mungkin juga. Sepanjang Megawati masih menjadi Ketua Umum PDIP, jika ditakdirkan masih ada umur. Kita tidak tahu umur seseorang sampai kapan.

Akan lain ceritanya, bila Ketua Umum PDIP dijabat Jokowi. Apa bisa? Kita tunggu ending ‘perseteruan’ terselubung antara Megawati dan Jokowi.

Prediksi penulis, PDIP Megawati hanya jadi ‘kendaraan’ politik para cukong dan pemilik modal. Dengan kata lain, Megawati dan PDIP hanya ‘dimanfaatkan’. Karena mereka punya skenario besar untuk Indonesia, Indo China Raya.

Lalu siapa yang akan dicalonkan PDIP Jokowi pada Pilpres 2024? Lho koq PDIP Jokowi bukan PDIP Megawati. Ada dua kemungkinan, Jokowi berhasil ‘merebut’ kursi Ketua Umum PDIP dari Megawati atau masih dijabat Megawati dengan berbagai kompromi politik.

Tapi, ada tapinya, Megawati berhasil ‘disandera’ karena berbagai skandal. Sebut misalnya, skandal suap KPU Harun Masiku, Jiwasraya dan bansos covid-19. Tidak menutup kemungkinan masih ada skandal lain yang belum dibongkar dan terbongkar. Dijebak dan terjebak. Wait and see.

Skenario besar tentang ‘perseteruan’ dan ‘perebutan’ tiket PDIP di Pilpres 2024 sedang dimainkan para cukong dan pemilik modal. Hari-hari ke depan kita akan disuguhkan ‘perseteruan’ ini makin keras dan terbuka.

Kembali ke pertanyaan di atas. Siapa yang akan dicalonkan oleh PDIP Jokowi untuk Pilpres 2024? Siapa lagi kalau bukan ‘putera mahkota’ cukong dan pemilik modal, Ahok.

Bila skenario ini berhasil, diprediksi PKB dan NasDem akan merapat ke kubu PDIP Jokowi. Cawapresnya yang jelas bukan Muhaimin Iskandar. Bisa jadi Said Aqil Siradj menjadi Cawapres Ahok. Mungkin pula Ridwan Kamil, jika berambisi.

Sebaliknya, bila skenario ini gagal, PDIP kubu Jokowi yang didukung cukong dan pemilik modal berusaha keras merebut tiket Pilpres 2024 dengan mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai jalan tengah.

Jangan heran bila banyak lembaga survei ‘mengorbitkan’ elektabilitas Ganjar Pranowo. Entah elektabilitas murni atau rekayasa. Mungkin bakal ‘berduet’ dengan Ridwan Kamil. Wallahua’lam.

Apa hikmahnya bagi kita tentang dinamika yang bakal makin seru di PDIP dan Indonesia menjelang perebutan tiket Capres dan Cawapres tahun 2024?

Saya teringat akan hadits diriwayatkan oleh Imam Ahmad no.18319 hal.162 Jilid 14 cet.Darul Hadits:

“Muncul babak Kenabian di tengah kalian selama masa yang Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya. (Fase Kenabian)

Kemudian muncul babak Kekhalifahan mengikuti manhaj (cara/metode/sistem) Kenabian selama masa yang Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya. (Fase Khulafaurrasyidin)

Kemudian muncul babak Raja-raja yang menggigit selama masa yang Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya. (Fase Dinasti Abbasiyah hingga berakhirnya Khilafah Utsmani di Turki tahun 1924)

Kemudian muncul babak Penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak selama masa yang Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya. (Saat ini kita berada di fase ini)

Kemudian muncul babak Kekhalifahan mengikuti manhaj (cara/metode/sistem) Kenabian. Kemudian Nabi shallallahu ’alaih wa sallam diam.” (Fase yang dirindu dan dinanti. Tahun 2024 tepat 100 tahun runtuhnya Khilafah Utsmani)

Semoga masa yang dijanjikan itu semakin dekat. Kejayaan Islam dan kaum muslimin, Aamiin.

10 Jumadil Tsani 1442/24 Januari 2021