Tarmidzi Yusuf Pengamat Politik dan Sosial/dok pribadi olahan JAKSAT

by Tarmidzi Yusuf
Pegiat Dakwah dan Sosial

Menjelang empat bulan insiden pembantaian dan pembunuhan enam laskar FPI. Pemberitaannya belum redup.

Masih jadi berita paling hots. Berita paling ditunggu publik. Penasaran endingnya seperti apa. Jalan mulai terkuak, Toyota Land Cruiser yang penuh misteri.

Target sebenarnya HRS dihabisi. Enam laskar FPI hanya tameng. Mereka jadi pahlawan yang melindungi Imam Besarnya dari sergapan dan upaya pembunuhan.

Dugaan orang yang berada di dalam Toyota Land Cruiser bukan sembarang orang.

Anda bisa bayangkan hebatnya ‘bintang’ yang ada di dalam Toyota Land Cruiser.

CCTV mati. Rest area KM 50 ditutup permanen. Bahkan sekarang sudah rata dengan tanah.

Kalau bukan orang yang ada ‘bintang’, tidak mungkin Jasa Marga menutup dan membuldozer rest area KM 50.

Berbagai upaya dilakukan ‘Mbah Intelijen’ untuk mengubur insiden tragis di KM 50.

Pembantaian dan pembunuhan di KM 50 bisa menjadi pintu masuk membongkar berbagai kejahatan mbah intelijen di Indonesia.

Beberapa pengalihan isu tak berhasil mengubur pembantaian dan pembunuhan enam laskar FPI. Publik justru makin kencang menuntut dibongkarnya dalang KM 50.

Kecurigaan publik, bom Makassar dan ledakan kilang minyak Pertamina di Balongan. Jangan-jangan ada hubungannya dengan upaya mengubur tragedi KM 50 yang sadis dan kejam itu.

Islam teroris itu tidak ada. Yang ada, dugaan permainan mbah intelijen untuk mendiskreditkan dan mengkambing hitamkan Islam. FPI dan HTI khususnya.

Ada yang bisa membuktikan bom Makassar “bom bunuh diri”? Soalnya, kasus serupa kerap terjadi. Ingat bom Surabaya tahun 2018. ‘Lagu’ dan ‘irama’ sama. Ledakannya kalau tidak dipintu gereja, ya di halaman gereja. BuzzeRp pun ramai-ramai langsung menggoreng ‘Islam radikal’.

Mereka pura-pura lupa dan mengajak kita lupa, siapa orang yang ada di dalam Toyota Land Cruiser dan peran mbah intelijen.

Padahal, misteri Toyota Land Cruiser tidak akan pernah dilupakan. Tragedi KM 50 ‘gerbang’ membongkar berbagai kejahatan politik di Indonesia.

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ (25) ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ (26)

“Sungguh, kepada Kami-lah mereka kembali. kemudian sesungguhnya (kewajiban) Kami-lah membuat perhitungan atas mereka.” (QS. al-Ghasyiyah: 25 – 26).

Bandung, 15 Sya’ban 1442/29 Maret 2021