JAKARTASATU.COM – Mungkinkah ARB masih akan nekat melanjutkan pencapresannya, dan berlaga dalam pemilihan presiden bulan Juli mendatang? Nampaknya, kelangsungan ARB terus maju, sangat tidak mudah. Karena, ibarat barang ‘dagangan’ ARB, tidak laku dijual. Betapapun, iklan di telivisi tentang tokoh ‘ARB’ tidak pernah berhenti sepanjang hari.
Tentu, klausul yang paling mudah untuk menghantam ‘ARB’, terkait perolehan suara Golkar dalam pileg, dan tidak sampai 15 persen. Alias Golkar jeblok. Maka, tak heran tokoh gaek dari Golkar Suhardiman, sudah menyuruh ARB mengurungkan niatnya maju sebagai capres di pemiliha Juli mendatang. Termasuk suaranya yang paling keras, Ketua Dewan Pembina Golkar, minta suara pencapresan ARB di evaluasi kembali.
Menghadapi situasi ini, kemudian sepuluh ormas Partai Golkar menilai kinerja Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar dikepemimpinan Aburizal Bakrie (Ical) telah gagal karena perolehan suara Golkar jauh dibawah target.
Ketua Umum Ormas Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Yoris Raweyai mengatakan, dalam Rapimnas nanti perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh terkait kinerja Dewan Pimpinan Pusat.
“Pasca tanggal 9 April 2014 lalu, DPP belum pernah melakukan rapat pleno maupun harian membahas soal itu. Sampai sekarang pun tanggal Rapimnas belum ditetapkan. Ini keprihatinan kami, hampir semua menyatakan Golkar gagal,” ujar Yoris usai memimpin rapat Ormas Golkar di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (2/5/2014).
Menurutnya, dalam rapat kali ini sepuluh Ormas Partai Golkar seperti Ormas pendiri MKGR, Kosgoro, SOKSI dan beberapa ormas yang didirikan seperti Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG), Satkar Ulama Indonesia, Al-Hidayah, Himpunan Wanita Karya, dan Majelis Dakwah Indonesia menyampaikan pandangannya soal hasil pemilu legislatif.
“Mereka bersepakat jika kinerja DPP Golkar memang tidak maksimal sehingga tidak mencapai target perolehan suara di pileg,” ujarnya. Yoris mengatakan, DPP Partai Golkar tidak mempersiapkan secara matang pemilu legislatif 2014. Sehingga banyak kendala di lapangan. “Hasilnya adalah yang terburuk dalam perjalanan Golkar selama ini,” tandasnya.
Memang, Golkar sudah memasuki ‘senja’ hari, dan sudah sulit bangkit kembali, meskipun sudah menggunakan ‘obat kuat’ alias ‘doping’ tetap tidak mampu, bangkit. Sejak reformasi Golkar terus menurun kemampuan politiknya. Terlalu banya friksi di dalamnya.
Habibi dijatuhkan oleh kalangan internal Golkar. JK digagalkan oleh Golkar saat maju menjadi capres di tahun 2009. Sekarang ARB lebih berat lagi bangkit. Apalagi, memori rakyat di ‘jidatnya’ tidak bisa melupakan kalau mendengar ARB, pasti ingat langsung dengan LAPINDO. Lebih baik ARB pensiun. (jj/dbs/voa-islam.com)