POROSNEWS.COM – Analis politik Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai sistem politik dan tata negara di Indonesia sangat aneh dan rancu. Betapa tidak, dalam tataran terori bangsa Indonesia menganut sistem politik presidensial, sedangkan dalam tataran praktik corak parlementer lebih kentara dalam sistem politik di Indonesia.
“Sistem kita banci, setengah presidensial dan setengah parlementer. Karena itu jenis kelaminnya tidak jelas,” kata Karyono dalam sebuah diskusi publik di kantor Bawaslu, Jakarta, Jum’at (9/5).
Mantan akitivis Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) tersebut menambahkan, dengan adanya ketidakjelasan sistem politik di Indonesia banyak kebijakan kepala pemerintahan yang tersandera oleh kepentingan politik atau partai politik. Akibatnya kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terkadang hanya menguntungan segelintir elit politi saja dan merugikan rakyat banyak.
“Akibat sistem ini, rakyat tidak dipikirkan dan hanya kepentingan kelompok dan parpol saja yang diuntungkan. Kedepan sistem presidensial harus diperkuat, sehinga presiden betul-betul mempunyai kewenangan penuh untuk membuat kebijakan yang pro terhadap kepentingan rakyat,” tutupnya. Marcopolo.