Foto : Istimewa
Foto : Istimewa
Foto : Istimewa

JAKARTASATU.COM – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) memberikan apresiasi sekaligus kritik pedas pada pertumbuhan makro ekonomi Indonesia di tahun 2013 yang berada di posisi kedua sedunia meski mengalami penurunan ditahun 2014 menjadi5,7% – 5.9%.

Pasalnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pidato kenegaraannya tentang APBN tahun 2014/2015 mengatakan Indonesia tetap tujuan utama investasi dan APBN hampir Rp 1857 T.

Demikian disampaikan oleh Ketua Bidang Infrastruktur BPP HIPMI, Bahlil Lahadalia dalam siaran persnya di Jakarta,Sabtu (17/5/2014).

“Kami mengapresiasi stabiltas ekonomi Pemeritahan SBY,” ungkap Bahlil.

“Namun, disisi lain kehidupan rakyat dan buruhnya bertolak belakang, yaitu Gini ratio tiap tahun meningkat 0,39 (2012) dan 0,41 (2013) serta 2014 bertambah lagi, ini berarti Gap pendapatan melebar dan pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati kelas menengah atas dan menengah bawah (buruh)dibayar dengan upah murah, yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin,” kritiknya.

Untuk pemerintahan ke depan, HIPMI meminta agar pemerintah harus lebih dapat melihat persoalan dalam mengembangkan agroindustri dan meningkatkan infrastruktur sebagai prioritas untuk menunjang ekonomi di pedesaan.

“Perlu kebijakan ekonomi yang berpihak dengan mengerakan ekonomi di pedesaan dengan pengembangan agroindustri untuk itu dibutuhkan infrastruktur dan logistik yang baik. Ini prioritas yang harus dilakukan pemerintah kedepan,” tegas Bahlil. (PN/JKS).