JAKARTASATU.COM – Gubernur DKI Jakarta, yang saat ini digadang-gadang sebagai Calon Presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Joko Widodo (Jokowi), seringkali diberondong dengan kampanye hitam. Belakangan, Jokowi kerap dikait-kaitkan dengan suku dan agama tertentu. Untuk menepis hal tersebut, beberapa bukti dibeberkan.
Terkait hal ini, kubu PDI-P pun memajang buku nikah Jokowi bersama isterinya, Iriana, di akun resmi PDI Perjuangan di Facebook.
“Ini foto akta nikah Jokowi dan Iriana. Foto ini terpaksa kami keluarkan agar penyebar fitnah sadar,” demikian statement PDI-P, yang dikeluarkan pada Sabtu petang (17/5). Dalam kopian buku nikah tersebut, tercantum foto Joko Widodo dan Iriana. Buku nikah tersebut dikeluarkan oleh KUA Kecamatan Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah.
Sementara, salah satu penulis dari kubu Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fachim Harharah, menguji keaslian buku nikah Jokowi tersebut dengan Pengecekan Keaslian Foto Digital dengan Teknik ELA (Error Level Analysis).
Menurutnya, teknik ELA dapat menentukan seberapa besar error yang ditimbulkan oleh manipulasi menggunakan image manipulation software, seperti Photoshop, GIMP, dll.
“Sehebat-hebatnya pengedit, pasti menggunakan teknik clone pixel, smoothness, blur, dll. Nah, ini yang disebut faktor error, dengan teknik di atas, akan muncul error di beberapa tempat yang diedit, berupa kemiripan pixel/duplikat pada posisi yang diedit, perubahan formasi yang besar antara batas yang diedit dengan sekitarnya, dsb.,” ujar Harharah, dalam media daring “pkspiyungan.org”, Senin (19/5).
Harharah menambahkan dengan tegas, bahwa buku nikah Jokowi tersebut adalah murni dibuat sedemikian rupa, bukan hasil editan.
“Saya coba foto surat nikah jokowi, di bagian nama jokowi dan orang tuanya terlihat lebih terang dibanding 2 lembaran doa, judul yang tidak diedit atasnya, walaupun kualitas dibuat sangat jelek JPEG 71%, gambar foto kopian, tapi error analisis masih bisa mendeteksi bagian-bagian yang diedit lebih terang. Selain itu, foto RIP Jokowi sangat tidak ada bagian terang, distribusi titik terangnya rata, ini kelihatannya memang sengaja dibuat bukan editan dari koran,” terang Harharah. (JKS/YO)