JAKARTASATU.COM – Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S. Pane memastikan potensi terjadinya konflik horizontal antar masyarakat pendukung pasangan capres-cawapres tertentu dalam pemilu presiden (pilpres) cukup besar.
“Apa yang terjadi kemaren di KPU (Komisi Pemilihan Umum_red) adalah bibit-bibit konflik dan gambaran bahwa pilpres 2014 akan panas dengan konflik-konflik horizontal antar masing-masing pendukung capres,” kata Neta saat dihubungi Jakartasatu.com, Jakarta, Rabu (21/5).
Lebih lanjut Neta menjelaskan, potensi terjadinya konflik antar pendukung capres harus dicermati oleh Polri dengan detail dan teliti. Korps Bhayangkara tersebut juga harus membuat pemetaan dan deteksi dini terkait beberapa daerah yang dianggap rentan dengan konflik.
“Benturan antar pendukung bukan mustahil bakal terjadi dan jika tidakn diatasi bisa jadi letupan konflikn besar. Karena itu IPW menyarankan kepada Polri untuk memaksimalkan peranan intelejen untuk mengantisipasi hal tersebut,” tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, ratusan pendukung capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa memadati kantor KPU untuk menunggu kedatangan kedua tokoh nasional yang hendak mendaftarkan diri menjadi peserta pemilu. Ratusan massa pendukung Prabowo-Hatta tersebut dengan beringas memaksa untuk ikut masuk ke lantai II gedung KPU RI, dimana tempat pendaftaran Capres dibuka.
Namun aparat Kepolisian berhasil menghalau. Tak terima dihalau aparat kepolisian, saling dorong antara massa Prabowo dengan aparat pun terjadi. Buntutnya seorang ajudan Prabowo dipukuli oleh aparat kepolisian, 6 orang mengalami luka-luka akibat berdesakan dan beberapa kaca dikantor lembaga penyelenggara pemilu tersebut pecah, lantaran aksi dorong-mendorong. (JKS/MARCOPOLO).