Foto : ISTIMEWA
Foto : ISTIMEWA
Foto : ISTIMEWA

JAKARTASATU.COM, JAKARTA – Mantan Wakil Kepala Staf TNI AD Letjen TNI (Purn) Suryo Prabowo mengatakan wacana pembubaan Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang disuarakan keras oleh kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dianggap sebagai benih-benih kebangkitan dan munculya komunisme di tanah air.

Penasehat tim pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa (Prabowo-Hatta) menyayangkan usulan yang dikemukanan oleh kubu Jokowi-JK yang merupakan koalisi dari PDIP, Partai NasDem, Partai Hanura dan PKB untuk membekukan sementara Babinsa. Menurutnya, pembekuan babinsa sama saja memisahkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari rakyat.

Dan strategi yang digunakan oleh kelompok ‘merah’ yang bersembunyi dibalik jubah PDIP sama persis dengan strategi Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI) DN. Aidit dalam makalah berjudul Laporan singkat tahun 1964 tentang hasil riset mengenai keadaan kaum tani dan gerakan tani di Jawa Barat.

“DN Aidit menyampaikan bahwa rakyat di desa bisa sejahtera bila 7 ‘setan desa’. Yaitu tuan tanah, lintah darat, tengkulak jahat, tukang ijon, bandit desa, pemungut zakat, dan kapitalis birokrat desa (termasuk di antaranya Babinsa) dihapuskan,” jelasnya di Jakarta, Senin (9/6).

Lebih lanjut alumnus Akabri tahun 1976 itu menambahkan, merebaknya isu Babinsa yang menyudutkan pasangan Prabowo-Hatta dalam pilpres tidak lepas dari pengaruh dan strategi yang dimainkan cantik oleh Jenderal TNI (Purn) Hendropriyono. Mantan kepala Badan Intelejen Negara (BIN) lanjut Suryo merupakan ketua tim pemenangan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Sebagai ketua tim pemenangan tentu sata Hendro aktif menggalang dukungan dari berbagai pihak, salah satunya adalah dengan merayu dan membujuk para jenderal aktif di kalangan TNI untuk meninggalkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan merapatkan diri kepada pasangan Jokowi-JK.

“Di jajaran TNI sudah tahu, media juga pernah memuat bahwa Hendropriyono cs beberapa bulan lalu menggalang beberapa pejabat puncak TNI AD untuk berpolitik praktis mendukung kelompok ‘merah’ tersebut,” jelasnya.

Masih kata Suryo, desakan untuk membubarkan Babinsa merupakan langkah jitu untuk mengunci kubu Prabowo-Hatta. Jika nanti pasangan capres-cawapres nomor urut pertama ini berhasil memenangkan pemilu, maka isu yang mencuat adalah berkat bantuan institusi TNI, termasuk pengerahan Babinsa didalamnya.

“Jika Prabowo menang nanti diklaim atas bantuan TNI melalui Babinsa. Jadi ada alasan bikin rusuh. Kalau sudah rusuh TNI/Polri bisa ambil tindakan, lantas dituding TNI tidak netral karena mendukung nomor 1. Tujuan akhir kelompok ini nanti mencabut TAP MPRS No.XXV/1966 dan UU 27/1999 tentang larangan komunisme,” tutupnya. (ROL/JKS).