Foto : ISTIMEWA
Foto : ISTIMEWA
Foto : ISTIMEWA

JAKARTASATU.COM, JAKARTA – Popularitas dan elektabilitas pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) kian meredup. Sebulan menjelang dihelatnya pemilu presiden (pilpres) pada tanggal 9 Juli nanti  pamor Jokowi-JK kian terkikis dan tersendat. Sebaliknya pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa kian menanjak, bahkan menyalip dan mengejak Jokowi-JK.

Peneliti Utama Lembaga Survei Nasional (LSN) Dipa Pradipta mengatakan setidaknya ada tiga hal yang menyebabkan pamor dan popularitas Jokowi kian meredup.

“Pertama, publik mulai mengalami kejenuhan terhadap figur Jokowi yang sejak setahun lalu terus di blow-up media. Kedua, mesin partai pendukung Jokowi-JK tidak bergerak maksimal. Ketiga, publik mulai meragukan kapasitas dan kapabilitasJokowi,” kata Dipa saat memaparkan hasil survei di Hotel Le Meridian, Jakarta, Kamis (12/6).

Lebih lanjut Dipa menjelaskan, dari beberapa partai politik pengusung pasangan Jokowi-JK, hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)   saja yang fokus dan optimal menggerakkan mesin partai untuk memenangkan pasangan capres-cawapres nomor urut dua tersebut.

“Sedangkan Partai NasDem baru bergerak 50 persen dan Partai Hanura baru 47 persen saja menggerakkan mesin politiknya,” jelas Dipa.

Kemudian untuk alasan ketiga terkait sikap Jokowi yang dianggap mengecewakan terkait dengan pengambilan nomor urut pasangan capres-cawapres di kantor KPU beberapa waktu lalu, serta deklarasi damai antar dua pasangan capres-cawapres.

Pada saat pengambilan nomor urut di KPU, saat didapuk KPU untuk memberikan sambutan, Jokowi malah berkampanye dan mengajak publik untuk memilih dirinya. (MAR/JAKS).