Foto : ISTIMEWA
Foto : ISTIMEWA
Foto : ISTIMEWA

JAKARTASATU.COM, JAKARTA  – Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Divisi Teknis Penyelenggara Hadar Nafis Gumay menolak tegas jika dirinya dituding sebagai dalang yang memborkan materi debat callon presiden- calon wakil presiden (capres-cawapres) sesi pertama pada tanggal 9 Juni 2014 lalu.

Hadar juga menepis jika pertemuan yang berlangsung antara dirinya dengan tim sukses Joko Widodo (Jokowi-JK) Trimedya Panjaitan, dan Komjen Pol Budi Gunawan sama sekali tidak direncanakan alias terjadi secara alamiah dan hanya kebetulan semata.

Kala itu, kenang Hadar ada kegiatan bimbingan teknis (bimtek) yang dihadiri oleh segenap penyelenggara pemilu seluruh Indonesia. Kegiatan Bimtek sendiri berlangsung hingga pukul 22.00 WIB. Dan seusai pelaksanaan bimtek, segenap komisioner KPU RI hendak mencari sebuah restoran untuk makan malam. Namun, hanya restoran Sate Khas Senayan saja yang masih buka hingga larut malam. Wal hasil Hadar memutuskan untuk bersantap di restoran tersebut.

Namun demikian 6 komisioner KPU RI yang semula hendak ikut santap malam di restoran di kawasan Selatan Ibukota itu memutuskan diri untuk pulang ke kediaman masing-masing, lantaran rasa letih yang mendera karena padatnya aktivitas pada hari tersebut.

“Jadi begini ceritanya pada saat itu malam minggu dan ada kegiatan bimtek hingga larut malam. Dan di grup Black Berry Messenger (BBM) komisioner KPU RI berencana mau makan apa seusai kegiatan bimtek. Dan bu Ida (Ida Budhiati_red) katakan gimana kalau makan sop kambing saja, pada intinya semua ada komunikasi. Tapi acara bimtek berlangsung sampai malam, dan akhirnya mereka (para komisioner_red) pulang masing-masing karena lelah dan saya simpulkan artinya rencana makam malam bersama urung dilakukan,” kata Hadar dikantor KPU, Jakarta, Kamis (12/6).

Lebih lanjut mantan penggiatv demokrasi yang dulu tergabung dalam organisasi Center For Electoral Reform (Cetro) itu melanjutkan, bahwa dirinya adalah penikmat kuliner, oleh karena itu ia mengaku tahu dimana restoran yang masih buka hingga larut malam, dan seketika itulah Hadar ingat pada restoran Sate Khas di kawasan Senayan, Jakarta Selatan.

Singkat cerita Hadar tiba di restoran tersebut dan kemudian langsung duduk di depan kasir dan sambil menunggu pesanan yang ia pesan. Di dalam restoran tersebut Hadar juga melihat ada Trimedya Panjaitan (Timses Jokowi-JK) yang tengah berbincang dengan beberapa orang.  Hadar juga mengaku jika dirinya disapa oleh Timses Jokowi-JK tersebut dan ia membalas sapaan itu ala kadarnya. Namun demikian, Hadar mengaku tidak mengenal dengan perwira tinggi Polri yang duduk satu meja dengan anggota komisi III DPR RI tersebut. Dan dalam restoran tersebut ternyata juga ada politisi Partai Gerindra FX Arief Poyuono yang sedang menikmati makan malam di restoran itu.

“Saya masuk ke restoran tersebut sendiri dan tidak membawa supir. Dan saya bertemu dengan Trimedya lalu dia  tanya kabar dan dia bilang titip ya PDIP biar pemilunya beres dan kemudian saya pulang.   Tahu-tahu beritanya macam-macam ternyata beritanya dibocorin sama si Arife (Arief Poyuono_red). Dan si Arif rupanya lihat ada polisi yang duduk sama si Trimedya dan itu langsung difoto olehnya,” tutup Hadar.

Diberitakan sebelumnya, tim advokasi partai Gerindra sudah melaporkan kejadian tersebut kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Bawaslu sendiri hingga kini masih menggelar rapat pleno untuk menentukan sikap terkait laporan yang disampaikan oleh tim hukum partai Gerindra tersebut.

Sedangkan politisi Partai Gerindra yang menjadi saksi atas pertemuan tersebut FX Arief Poyuono mengaku sudah membuat Berita Acara Pemeriksaan di Bawaslu.

“Iya betul pada hari Rabu (11 Juni) saya sudah buat BAP di Bawaslu,” tutupnya. (MARCOPOLO/PN).