JAKARTASATU.COM, JAKARTA – Indonesia Police Watch (IPW) menilai pertemuan yang terjadi antara tim sukses Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dengan Komisioner KPU RI (Hadar Nafis Gumay) dan jenderal Polri (Komjen Pol Budi Gunawan) kian menjadi polemik tak berkesudahan dan sangat merugikan institusi Polri.
Presidium IPW, Neta S Pane mengatakan terkait denganb pertemuan tersebut, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) harus segera mengambil tindakan dengan memanggil ketiga pihak yang melakukan pertemuan tersbut.
“Bawaslu sebagai pengawas pemilu dan pilpres perlu
melakukan investigasi dan pengusutan serta memanggil pihak-pihak yang
terlibat dalam pertemuan antara Tim Sukses Jokowi-JK dengan beberapa
perwira Polri. IPW menilai, polemik yang muncul akibat pertemuan itu
sudah sangat memojokkan Polri dan mengganggu netralitas Polri di
Pilpres 2014,” kata Neta melalui keterangan tertulis yang diterima Jakartasatu.com, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut Neta menjelaskan setidaknya ada tiga hal yang menyebabkan semakin berkembangnya polemik akibat pertemuan itu. Pertama, dalam pemilu presiden (pilpres) 2014, sejumlah jenderal polisi aktif berpihak kepada PDIP dan sejumlah jenderal Purnawiran Polri menjadi tim sukses pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam pilpres kali ini.
Kemudian untuk alasan kedua, Komjen Pol Budi Gunawan adalah bekas ajudan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, sehingga amat dikahwatirkan terjadi pemihakan. Dan untuk alasan ketiga Polri sedang dicengkram rasa khawatir terkait beredarnya kabar bahwa pemerintahan baru akan menempatkan Polri dibawah Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri).
“Ketiga faktor ini akan terus berkembang jika polemik tidak disudahi.
Peran Bawaslu menjadi sangat penting disini. Bawaslu langsung turun tangan hingga polemiknya mereda. Untuk itu, Bawaslu perlu mengusut, apakah benar pengakuan Polri bahwa pertemuan jenderalnya dengan Timses Jokowi-JK hanya sebuah kebetulan. Lalu kenapa dalam pertemuan itu ikut hadir staf ahli Kapolri dan pamen
dari Baharkam Polri. Lalu kenapa pengusaha perjudian TK juga hadir di
tempat itu. Benarkah kehadiran HG, anggota KPU hanya kebetulan. Kenapa
kok semuanya serba kebetulan. Fakta-fakta inilah yg hrs diungkap,” tutup Neta. (MARCOPOLO/PN).