Mahfud_MD Tunjuk Jari Keatas_Foto : ISTIMEWA
Foto :L ISTIMEWA
Foto : ISTIMEWA

JAKARTASATU.COM, JAKARTA – Hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) yang memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa (Prabowo-Hatta) dikritik banyak pihak, salah satunya adalah Direktur Cyrus Network Hasan Nasbi Batupahat.

Hasan menuding, menangknya Prabowo-Hatta dari pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jusuf-Kalla) tidak terlepas dari pengaruh Mahfud MD, yang merupakan Ketua Timses Prabowo-Hatta. Bahkan Hasan menuding jika survei LSN adalah survei pesanan yang sengaja dibuat untuk memenangkan Prabowo-Hatta.

“Dulu tahun 2009, sepertinya LSN itu punyanya Pak Prabowo. Tapi kali ini LSN sepertinya sudah jadi miliknya Pak Mahfud MD. Jadi wajar lah kalau hasilnya seperti itu. Tidak usah terlalu dianggap serius,” kata Hasan melalui siaran pers, beberapa waktu lalu.

Ada beberapa hal yang mendasari kecurigaan Hasan. Misalnya, tidak transparannya hasil perolehan suara yang didapat di setiap provinsi. “Pertama dia ngakunya survei di 33 provinsi, tapi kok yang diumumkan cuma delapan provinsi? Yang 33 provinsi kok tidak diumumkan?” ujarnya.

Selanjutnya, Hasan juga mengungkit rekam jejak lembaga survei pimpinan Umar S Bakry tersebbut. Dari rekam jejaknya saja, menurut dia, sudah terlihat survei ini tak akurat dan cenderung berpihak kepada Partai Gerindra.

“Lima tahun lalu, April 2009, LSN bilang Gerindra bakal jadi partai nomor tiga dengan angka 15,6 persen. Tapi ternyata hasil pemilunya cuma sepertiganya,” ujar dia.

Sebelumnya, Mahfud menuding survei Cyrus Network adalah milik Jokowi. Komentar Mahfud itu terkait hasil rilis survei Cyrus, Selasa (10/6/2014), yang menunjukkan Jokowi-JK masih unggul dengan mendapat 53,6 persen suara. Sementara Prabowo-Hatta hanya mendapat 41,1 persen.

Dalam survei yang dirilis LSN, Kamis (12/6/2014) siang, pasangan Prabowo-Hatta mendapatkan 46,3 persen, mengungguli pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, yang hanya mendapat 38,8 persen. Responden yang belum menentukan pilihan sebanyak 14,9 %. (TAR/JAKS).