JAKARTASATU.COM, JAKARTA – Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang juga putera asli Nusa Tenggara Barat (NTB) mengaku geram dengan sikap PT. Newmont Nusa Tenggara (PT.NNT) yang merumahkan sebagian besar karyawannya. Menurutnya apa yang dilakukan perusahaan asing tersebut amat menghina dan merendahkan bangsa Indonesia.
“Apa yang dilakukan Newmont sangat tidak menghargai pemerintah,” kata Fahri Hamzah di Mataram, Nusa Tenggara Barat, beberapa waktu lalu di Jakarta.
Dia melanjutkan, penutupan aktivitas tambang hingga berimplikasi kepada tindak merumahkan karyawan, menimbulkan efek negatif bagi Provinsi NTB, terutama bagi ribuan karyawan yang selama ini bekerja di perusahaan milik Amerika Serikat itu.
“Newmont seharusnya lebih terbuka terhadap pemerintah. Karena pada dasarnya semua masih bisa di negosiasikan,” jelas Wasekjen DPP PKS tersebut.
Masih kata Fahri selama ini ia menilai perusahan asing asal negeri Paman Sam tersebut sama sekali tidak serius untuk melakukan dialog, baik dengan pemerintah pusat maupun Pemda setempat. Atas dasar ini, sangat wajar bila pemerintah akhirnya “menutup pintu” dialog kepada perusahaan yang telah bercokol puluhan tahun di Pulau Sumbawa tersebut.
“Kalau negosiasi tidak berjalan, semestinya Newmont tidak ego. Melihat sikap PT NNT yang demikian, maka wajar pemerintah seperti itu,” tutup Fahri.
Sebelumnya diberitakan, PT Newmont Nusa Tenggara secara resmi menghentikan kegiatan produksi konsentrat tembaga dan emas di Batu Hijau di Pulau Sumbawa. Seiring dengan itu, ribuan karyawan dibiarkan tanpa pekerjaan.
“Sekitar 80 persen dari 4.000 karyawan di Batu Hijau kini kami tempatkan dalam status stand by dengan pemotongan gaji mulai 6 Juni 2014,” ujar Presiden Direktur PT NNT Martiono Hadianto melalui siaran persnya. (ANT/PN).