Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Foto : Ist
Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Foto : Ist
Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Foto : Ist

JAKARTASATU.COM – Analis Politik Pusat Studi Sosial Politik (Puspol) Indonesia Ubedilah Badrun menilai sikap kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) yang mengklaim sebagai pemenang dalam pemilu presiden (pilpres) 2014 adalah sikap yang terlalu dini dan prematur.

“Hal tersebut menunjukkan hasrat berkuasa yang sangat tinggi serta sebagai upaya psywar kemenangan,” kata Ubed saat dihubungi PorosNews.com, Rabu malam, 9 Juli 2014.

Lebih lanjut, mantan aktivis 1998 yang dulu tergabung dalam organisasi Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta (FKSMJ) itu menambahkan klaim kemenangan yang didasarkan pada hasil hitung sejumlah lembaga survei dianggap tidak mempunyai basis pijakan hukum yang kuat. Sebab, hitung cepat tersebut masih menggunakan sampel yang tingkat validitasnya tidak betul-betul akurat.

Berkaca dari pengalaman dibeberapa pemilukada sebut saja Pemilukada Provinsi Bali. Kala itu kubu PDIP yang mengusung pasangan Puspayoga-Sukrawan dinyatakan sebagai pemenang berdasrkan hasil hitung cepat oleh lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dengan raupan suara sebanyak 50, 2 persen. Sedangkan pasangan Pastika-Sudikerta yang diusung dari poros Partai Demokrat meraup suara sebesar 49, 8 Persen.

Namun demikian berdasarkan hitungan riil Komisi Pemilihan Umum Daerah setempat menunjukkan hasil sebaliknya. Pasangan Pastika-Sudikerta justru yang tampil sebagai pemenang.

“Dan hal demikian juga bisa saja terjadi dalam pemilu presiden kali ini. Bisa jadi menang di quick count tapi kalah di real count,” tambah Ubed.

Masih kata Ubed, ia juga berharap kepada kedua belah kubu untuk dapat bersikap tenang dan jangan mengeluarkan pernyataan provokatif.  “Yang jelas tunggu saja hasil resmi pengumuman KPU,” tutupnya. Sumber PorosNews.com (MARC/PAN).