JAKARTASATU.COM — Hinga kini polemik kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terus menjadi perbincangan hangat. Meski presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah memastikan tidak akan menaikkan harga BBM di akhir masa jabatannya, namun PDIP sebagai partai utama pengusung Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-Kalla) bersikukuh tetap akan menaikkan harga BBM tersebut.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Effendi Simbolon mengatakan, pasangan Jokowi-JK itu harus menerima citra negatif atas kebijakan yang tidak populer itu.
“Kita coba realistis dengan posisi yang transparan. Kalau Jokowi harus menyesuaikan harga BBM di awal pemerintahannya,” ujar Effendi dalam acara diskusi Polemik Sindo Radio Trijaya bertajuk Bola Panas BBM di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Jakarta, Sabtu (30/8/2014).
Lebih lanjut Effendi menjelaskan diakhir masa pemerintahannya SBY meninggalkan persoalan rumit kepada Joko Widodo dan Jusuf Kalla, yaitu persoalan BBM. Polemik kenaikan harga BBM itu dipicu karena pemerintah bergantung pada BBM berbasis fosil.
“Dengan begitu terjadi stagnasi sektor hulu. Dampaknya kalau kita lihat APBN 2015 kita (pemerintahan mendatang) diminta tinggal menambah beban subsidi BBM saja,” ucapnya.(SIN/PN/JKST/SA)