telkom_indonesia_corporate_logo_2JAKARTASATU — PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) kian gencar menembus pasar global. Melalui salah satu anak usahanya, PT Telekomunikasi Internasional Indonesia (Telin), Telkom dikabarkan tengah menyasar pasar Selandia Baru dengan mengakuisisi 27% saham dari operator Telecom New Zealand (Telecom NZ) — yang kini bernama Spark. Pengakuisisian saham ini masuk sebagai rencana ekspansi internasional Telkom di wilayah Asia Pasifik.

Perlu diketahui, pasar Selandia Baru sendiri merupakan pasar ke-11 Telkom dalam kiprahnya melebarkan sayap di kancah internasional, setelah sebelumnya negara-negara seperti Singapura, Hong Kong, Malaysia, Timor Leste, Arab Saudi, Australia, Myanmar, Macau, Taiwan, dan Amerika Serikat telah dipijaki oleh perusahaan BUMN tersebut.

Sebagaimana yang dilansir oleh situs Indotelko (1/9), dengan berbekalkan anggaran belanja modal sebesar Rp 1,5 triliun untuk ekspansi ke pasar internasional, Telin menjadi pemacu pertumbuhan bisnis Telkom di luar model bisnis yang telah lama dijalankan. “Kita sudah tetapkan mesin pertumbuhan baru selain seluler adalah broadband, dan ekspansi internasional. Kita tengah due diligence untuk mengakuisisi 27% saham milik Telecom NZ ,” ujar Arief Yahya, Direktur Utama Telkom.

Arief mengungkapkan, Selandia Baru merupakan pasar yang dinilainya tepat untuk menjalankan misi Telkom menjadi pemain global. “Telkom ingin menjadi bagian dari pemain global. Untuk mewujudkan kita harus investasi di orang dan dekat dengan budaya barat. Di Asia ini, selain Australia, Selandia baru itu kental juga budaya baratnya,” tambahnya dikutip dari sumber yang sama.

Di samping hal tersebut, rencana pengakusisian minoritas saham Spark ini sejalan dengan upaya Telkom untuk terus menggenjot kinerja dari salah satu anak usahanya yang besar di bisnis seluler, Telkomsel. Arief kembali mengutarakan, kekuatan Telkomsel akan mampu terus dimaksimalkan, terutama pada kebutuhan pembelian perangkat vendor. Hal ini menurutnya dikarenakan vendor yang digunakan Spark sama dengan Telkom.

Di pasarnya sendiri, Spark telah memiliki 2 juta pelanggan seluler dan 669 ribu pelanggan dari layanan broadband. Tak aneh, jika hal tersebut menarik minat Telkom untuk mencicipi gurihnya pasar Selandia Baru, di samping kinerja Telkomsel yang terus stabil juga menjadi salah satu alasan mengapa Spark rela untuk “dipinang” oleh Telkom.

Langkah Telkom rupanya tak berhenti sampai situ saja, selain Selandia Baru, rencananya perseroan juga akan menjajaki akuisisi terhadap beberapa perusahaan telekomunikasi lainnya di wilayah Asia Pasifik yang ditargetkan akan dijalankan sepanjang tahun 2014 dan 2015.

Kembali seperti yang dilansir Indotelko, Telkom juga tengah mengincar kepemilikian saham dari perusahaan telekomunikasi yang berbasis di Australia dan Arab Saudi. Di Australia, Telkom berencana untuk menguasai 75% saham dari salah satu perusahaan yang bergerak di business process outsourcing(BPO) dengan total nilai transaksi sebesar US$ 8 juta. Sementara itu untuk Arab Saudi, Telkom juga telah menyiapkan dana investasi sebesar US$ 1 juta untuk menggarap pasar seluler dan remitansi di Arab Saudi. Disebutkan, kerja samanya nanti akan berbentuk co-branding.

Diperkirakan kiprah Telkom secara global akan terus berlanjut. Mentoknya pendapatan Telkom di pasar dalam negeri bisa jadi merupakan salah satu alasan mengapa Telkom sangat gencar memasuki pasar internasional. Sebelumnya, Telkom juga telah menyiapkan modal sebesar US$ 200 juta untuk berinvestasi di berbagai startup di Silicon Valley melalui Fenox Venture Capital.(dailysocial.net)