JAKARTASATU — Sebagian masyarakat khawatir, bila nuklir dikembangkan akan berdampak pada terkena radiasi yang mengakibatkan efek penurunan daya tahan tubuh, sehingga rentan terserang penyakit.
Padahal, nuklir selama ini bermanfaat dan berjasa terhadap kesehatan seperti penyembuhan di bidang kedokteran.
“Seperti penyakit kanker yang ditembak oleh senyawa neutron dari nuklir dan mengenai sel penyakit tersebut,” ujar Anthony Simanjuntak Divisi Keselamatan Batan, di Puspiptek, Serpong Tangerang, Jumat 12 September 2014.
Anthony mencontohkan, di Jepang, ada sebuah teknologi bernama Beamcube. Di dalam teknologi ini, terdapat neutron yang dialirkan dengan cara dipancarkan.
“Seperti senter, tetapi nggak kelihatan. Sebenarnya itu neutron,” jelasnya.
Dia menambahkan, teknologi itu muncul sebagai dampak dari kekhawatiran masyarakat Jepang terhadap penyakit kanker otak. Sehingga, mereka sangat bergantung dengan ‘tembakan’ neutron itu.
“Relatif, sekitar delapan tahun perpanjangan umur orang itu. Lumayanlah. Kalau nggak pakai cara itu, kemungkinan besoknya orang itu meninggal,” ungkapnya.
Saat ini, Batan sedang mengembangkan neutron itu di Reaktor Serbaguna Swabessy di Puspiptek, Serpong, Tangerang, agar bisa dimanfaatkan dengan baik di Indonesia. (asp/VN/JKST)