JAKARTSATU — Dalih Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang mengatakan, “Saya pesan sabun wangi tapi yang dibeli sabun colek,” terkait dengan sangkaan korupsi pada pengadaan Bus Trans Jakarta Dinas Perhubungan DKI Jakarta tahun 2013, yang merugikan negara Rp 54 miliar, terbantahkan melalui pengakuan tersangka Prawoto (BPPT) dan Udar Pristono (mantan Kadishub DKI Jakarta).
“Sehubungan dengan pernyataan Pak Jokowi yang membebankan semua tanggung jawab atas kesalahan pada pengadaan Busway tahun 2013 kepada saya, dapat dijelaskan bahwa sebagai Kadishub DKI saya telah mengerjakan sesuai spek yang diinginkan Pemprov DKI. Buktinya, saya sampai sembilan kali melaporkan perkembangan dan penyelesaian proses pengadaan busway tersebut kepada Gubernur DKI Pak Jokowi,” ujar Eggi Sudjana, mengutip penjelasan langsung dari tersangka Udar Pristono mantan kadishub DKI Jakarta, Jumat (19/9/2014) di Kejaksaan Agung, Jakarta.
Udar menambahkan, bahwa saat kedatangan 125 unit bus eks impor dari China di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jokowi ikut langsung datang ke pelabuhan Tanjung Priok menyambut kedatangan bus impor itu, sekaligus ikut memeriksa langsung bus tersebut. Saat itu, menurut Udar tidak ada complain apapun dari Jokowi.
“Jadi, tidak benar pernyataan Pak Jokowi bahwa kami telah membeli barang yang tidak sesuai keinginan Pak Jokowi. Tidak benar pula, Pak Jokowi pesan sabun wangi, kami beli sabun coleh,” ujar Udar Pristono membantah tegas pernyataan Jokowi.
Mantan Kadishub DKI Jakarta itu menambahkan, justru Pak Jokowi telah ‘melauncing’ dan meresmikan penggunaan perdana busway tersebut sebanyak empat kali.
“Ini membuktikan bahwa tidak benar bahwa bus tersebut tidak sesuai dengan keinginan Pak Jokowi”, tegas Udar Pristono sebagaimana disampaikan oleh Eggi Sudjana advokat tersangka Udar.
Berdasarkan data empiris dapat disimpulkan bahwa karakter Joko Widodo (Jokowi) senantiasa melemparkan tanggung jawab dan kesalahan kepada anak buah, bawahan atau pihak lain. Misalnya, saat mencuatnya tudingan adanya hubungan khusus antara Jokowi dengan Michael Bimo Putranto yang dibantah Jokowi seolah-olah tidak mengenal Bimo Putranto sama sekali.
Namun, faktanya Jokowi kemudian mengaku terus terang bahwa dia sebenarnya teman baik sejak lama dengan Bimo Putranto.
Bahkan keterangan tersangka Udar Pristono yang mengatakan, justru dirinya diperkenalkan dengan Bimo Putranto oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Bahkan pada saat perkenalan itu, Jokowi mengatakan kepada Udar melanjutkan pembicaraan dan ditemani Bimo Putranto. (hwr/sp/jkst)