ilustrasi

kebakaran-300x200JAKARTASATU — Pada Ahad dini hari (28/9) sekitar pukul 01.40 WIB, seorang warga yang bermukim di Klender, Jakarta Timur, menginformasikan Pasar Klender terbakar. Sampai pukul 02.15 WIB, pertugas pemadam kebakaran masih bekerja untuk memandamkan api. Belum diketahui apa penyebab kebakaran dan berapa banyak kios yang terbakar serta nilai kerugiannya.

Belakangan ini, kebakaran pasar memang marak sekali. Sampai-sampai, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP Ikappi) mengingatkan seluruh kepala daerah agar meningkatkan pengawasan dan perlindungan terhadap pasar tradisional.

“Pemerintah berkewajiban pula meningkatkan kapasitas SDM pedagang dalam hal antisipasi dan tanggap kebakaran. Pasar jangan hanya menjadi sarana peningkatan pendapat asli daerah, namun pedagangnya juga harus mendapat perlindungan secara utuh dari seluruh potensi yang dapat mengganggu aktivitas berdagangnya. Baik secara langsung maupun tidak langsung dengan kebijakan dan program,” ujar Fahira Idris, Ketua DPP Ikappi, dalam siaran pers beberapa waktu lalu.

Selain itu, menurut Fahira, DPP IKAPPI mendorong Puslabfor Polri untuk serius dalam penyelidikan kasus kebakaran pasar dan menyampaikan hasil penyelidikan kepada publik agar tidak timbul asumsi-asumsi negatif. “Dalam beberapa kasus kebakaran pasar, Ikappi siap menjadi mitra kepolisian untuk membantu proses investigasi. DPP Ikappi juga mengingatkan kepada Kementerian Perdagangan, khususnya Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, agar melakukan evaluasi terhadap daerah-daerah yang menerima program revitalisasi pasar. Karena, dalam beberapa kasus kebakaran pasar yang kami temui, justru menimpa pasar-pasar yang terdaftar dalam program revitalisasi pasar tersebut,” ungkapnya.

Menurut data Ikappi, Agustus 2014 telah terjadi 14 kasus kebakaran pasar dan bangunan sekitar pasar yang berpotensi pada kebakaran pasar. Artinya, selama Agustus, dua hari sekali terjadi kebakaran pasar di Indonesia. “Bahkan, yang sangat menyesakkan dada kami, pada awal hingga pertengahan September 2014 ini telah terjadi enam kasus kebakaran. Tentu ini bukanlah angka yang menggembirakan. Ini adalah angka yang menggambarkan minimnya perhatian dan lemahnya perlindungan terhadap kondisi pasar tradisional,” tutur Fahira.

Selama tahun 2011-2013, DPP Ikappi mencatat terjadi 169 kasus kebakaran pasar. “Untuk tahun 2014 ini, kami kira bisa lebih tinggi daripada tahun sebelumnya. Karena itulah, Ikappi memandang kasus ini sebagai permasalahan serius yang tidak boleh kita abaikan begitu saja. Satu kios saja yang terbakar pasti akan menimbulkan banyak ekses negatif, apalagi bila sampai ratusan, bahkan ribuan. Dampaknya akan jauh lebih besar. Bukan hanya bagi para korban, tapi juga bagi roda ekonomi di daerah tersebut,” kata Fahira. | ASN-JKST