Jakartasatu.com – Pelantikan Jokowi-JK tinggal menghitung hari. Geliat dan kasak kusuk bursa Menteri ESDM terasa semakin panas dibanding bursa menteri lainnya. Hal tersebut ditandai dengan hadirnya nama Iwan Ratman belakangan ini. Sedikit banyaknya, kemunculan nama Iwan sangat berpengaruh kuat pada mental Poltak Sitanggang yang belakangan nampak resah dan gelisah.
Hal tersebut seperti diutarakan Direktur Eksekutif Pusat Kajian Komunikasi Politik Indonesia (PKKPI), Aendra Medita kepada wartawan, Senin, (13/10). Menurutnya, Iwan Ratman memiliki rekam jejak yang jelas di bidangnya. Sementara Poltak hanya seorang akademisi teknik elektro yang tak berafiliasi dengan energi. Selain itu, Poltak adalah pengusaha mineral dan batubara.
“Dia (Poltak) tidak punya pengalaman migas sama sekali.
Di dalam negeri aja (tidak ada) dan belum terbukti diakui dunia dalam bidang energi,”tandasnya.
Selain itu, sambungnya, Poltak juga diragukan komitmennya terhadap bangsa dan negara khususnya tentang revolusi energi. Ia pun dianggap tidak memiliki kapabilitas, kemampuan teknis karena ia (Poltak) tidak pernah menjamah birokrasi dunia energi secara kafah. Hal lainnya, kata dia, Poltak kini berada dalam genggaman Luhut Binsar Pandjaitan yang juga pengusaha batubara PT. Toba Sejahtera.
“Berarti punya kepentingan terselubung,”tandasnya.
Untuk Iwan sendiri, kata dia, memiliki rekam jejak yang konkret di dunia energi. Iwan kerap menjadi pembicara di forum konferensi baik seminar domestik maupun internasional, sebagai keynote speaker dalam berbagai bahasa serta berasal dari profesional murni ddi bidangnya dan tidak berafiliasi dengan partai politik manapun.
Iwan tercatat menguasai beberapa bahasa asing dan daerah yakni bahasa Inggris, Perancis, Arab, China, Rusia, Jepang, Belanda Sunda, Jawa, Aceh, Minang dan Batak. Selain itu, Iwan bergelar doktor berusia 47 tahun, lebih muda dibanding kandidat lainnya. Usia itu persis seperti yang harapkan Jokowi yakni, menteri ESDM harus berusia 50 tahun ke bawah.
“ESDM ini aset bangsa harus diselamatkan karena untuk hajat negeri ini ke depan jangan salah menyimpan orang yang bukan ahlinya. Serahkan saja ke ahlinya. Iwan itu cocok,”terangnya.
Ditanya soal keterlibatan Iwan dalam kasus suap Rudi Rubiandini, Aendra menjawab santai. “Dia (Iwan) kan saksi, bukan tersangka. Yang jadi saksi kan banyak. Di kasus lain, Wapres Boediono aja saksi diperiksa ko. Jangankan Iwan, tukang bajigur aja bisa dipanggil jadi saksi ko kalau memang dibutuhkan keterangannya,”tandas Aendra.
Diketahui, calon menteri ESDM yang digadang-gadang antara lain Kurtubi, Poltak Sitanggang, Karen Agustiawan, Arie Soemarno, Raden Priyono, Tumiran, Kuntoro Mangkusubroto, Deendarlianto, Darwin Silalahi, Rovicky, Luluk Sumiarso, Darmawan Prasodjo, Erry Riyana Hardjapamekas, Arif Budimanta, Evita Legowo serta dua nama terakhir yang mulai muncul yaitu Iwan Ratman dan Emirsyah Satar.
“Di antara nama itu, hanya Iwan Ratman yang cocok dengan selera Jokowi dan harapan banyak orang,”pungkasnya. (MAT)