JAKARTASATU — Tulisan Jonru dalam Timeline Facebook adalah sebagai berikut: Dari segi etika diplomatis, seharusnya yang ditemui oleh Mark Zuckerberg adalah SBY, karena saat ini beliau masih resmi jadi presiden RI. Sementara Jokowi belum resmi dilantik.
Lantas kenapa yang ditemui Zuckerberg justru Jokowi? Menurut saya, salah satu dugaan terkuat adalah karena pertimbangan bisnis.
Bagi Zuckerberg, mungkin nyaris tak ada gunanya bagi dia (dari segi bisnis) jika bertemu dengan SBY. Toh bentar lagi juga sudah lengser. Menemui presiden terpilih jauh lebih menguntungkan bagi prospek bisnis masa depan.
Jadi kesimpulannya: Perjalanan Zuckerberg ke Indonesia sepertinya memang lebih bernuansa bisnis ketimbang yang lain.
Hal ini jelas ada semacam langkah yang bisa jadi kalah set, SBY sebelum pamit. Sumber JakartaSATU di lingkaran Partai DEMOKRAT mengatakana bahwa Pak SBY sedang bikin closing pencitraan jelang pamit. Sumber yang enggan disebutkan namnaya itu mengatakan, karena media kini sudah tidak nyimak lagi Ketua Umum Partai Demokrat, maka ada sejumlah seruan bahwa PD akan bikin sejumlah event besar jelang akhir masa Pak SBY. “Event besarnya banyak dan salah satunya pamitan di istana Jogjakarta, dan sejumlah event lainnya,” kata sumber tadi pada Jakartasatu.com Rabu (15/10).
Dalam hal pencitraan SBY memang jagonya, namun saat jelang akhir tokoh dunia pendiri Facebook ke Indonesia SBY tak direken maka nampaknya kegelisan SBY nampak. Mark Zuckerberg juga mestinya sowan ke Pak SBY, dulu baru ke presiden terpilih. Jika tidak direkennya SBY jelang akhir masa jabatannya ini maka hendaknya juga kehadiran Mark yang coverage medianya cukup besar dan menjadi cerita dunia, nampaknya harus disikapi dengan lapang.
Pemerhati Social Media Tyo Yusuf menilai bahwa kehadiran Mark itu sangat menohok dan apalagi diajak bluksukan ke Tanah Abang, ini menjadi sangat unik dan sangat memiliki news value yang besar. “Yang patut dilihat juga formilnya Mark dengan Jas dan dasi menjadikan ini semacam keseriusan terhadap bisnis Facebook yang takut ditinggalkan pengaksesnya. FB saat ini bisa saja ditinggalkan secara media social banyak,”jelasnya.
Tyo juga menilai bahwa dengan mengunakan Jas dan dasi Mark serius terhadap bisnis FB di Indonesia, dan ini jelas keseharian Mark sebenarnya kan dengan T-shirt alias kaos Oblong, dengan Jas itu Mark memang serius atas kedatangannya dan bisnisnya di Idnoesia selain dia juga lakukan kampanye internet.org. “Kita lihat internet.org itu selain di Indonesia juga di India Mark hadir, ” jelas Tyo pada Jakartasatu.com (LOED/JKST)