JAKARTASATU.com –  Sebagai sebuah perusahaan plat merah milih pemerintah Pertamina memiliki peranan yang sangat strategis. Tak hanya strategis untuk menggerakkan perekonomian nasional dan menggerakkan kehidupan umat manusia. Tetapi lebih dari itu, Pertamina memiliki peranan yg sangat strategis dalam menjaga pertahanan keamanan nasional (national security) karena sumber daya energi yang sebagian pengelolaannya merupakan tanggung jawab Pertamina memiliki fungsi vital dalam sistem pertahanan nasional.

“Karenanya, proses seleksi calon direksi Pertamina tidak boleh  serampangan apalagi dilakukan atas dasar persekongkolan kelompok kepentingan yang hanya memburu rente,” kata pemikir politik dan sosial Indonesia Public Institute (IPI) Karyono di Jakarta, Kamis (13/11).

Mantan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) yang juga penggiat demokrasi menambahkan sebagai bagian integral dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) prosesi pemilihan Dirut Pertamina harus terbuka dan diketahui publik.

Namun demikian hingga kini menteri BUMN, Rini Soemarno tidak kunjung menerapkan asas keterbukaan dalam prosesi pemilihan pucuk pimpinan perusahaan yang bergerkan dalam bidang perminyakan di tanah air.

“Sampai sekrang belum terdengar kabar bahwa Rini Soemarno melibatkan KPK dan PPATK dalam proses seleksi, sehingga belum memenuhi asas akuntabilitas publik,” kata Karyono menegaskan.

Masih kata Karyono  dari nama-nama calon direksi yg mengikuti fit and proper melalui PT. DDI tidak ada yang memenuhi syarat kompetensi di bidang tatakelola minyak dan gas. Ini berbahaya jika proses seleksi ini dilanjutkan. Pasalnya, utk memimpin perusahaan sebesar pertamina harus memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang migas dari hulu sampai hilir.

“Proses seleksi semacam ini akan semakin membuat kecurigaan publik. Maka dari itu, mengingat pentingnya peran Pertamina, sebaiknya presiden Jokowi harus berperan aktif dalam proses seleksi calon direksi dan komisaris Pertamina,” demikian Karyono.

Seperti diketahui, nama-nama calon direksi Pertamina yg mengikuti fit and proper adalah Budi Sadikin (Dirut Bank Mandiri), Sunarso, (Direksi Bank Mandiri), Zulkifli Zaini (Mantan Dirut Bank Mandiri), Fahmi Muhtar (Mantan Dirut PLN), Dwi Sucipto, (Dirut Semen Indonesia), dan Rinaldi Firmansyah (Mantan Dirut Telkom). (JKS/BM)