sumber foto : istimewa

JAKARTASATU.com – Sejak tahun 1993 hingga kini posisi Megawati Soekarmoputri masih kukuh sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Mantan aktivis pergerakan 1998 yang juga Direktur Eksekutif Puspol Indonesia Ubedilah Badrun menilai proses kaderisasi dalam tubuh PDIP berjalan ditempat.

Pemikir politik yang akrab disapa Bung Ubed menjelaskan setidaknya ada dua hal yang menjadi sebab-musabba dari gagalnya kaderisasi partai politik berlambang Banteng dengan moncong putih tersebut.

“Karena Faktor Megawati dan lemahnya mesin partai,” kata Ubed di Jakarta, Senin (17/11).

Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menambahkan sejak tahun 1993 lalu dominasi Megawati Soekarnoputri dalam tubuh PDIP sangat dominan. Hingga kini Presiden Kelima Republik Indonesia tersebut masih begitu berkuasa dalam tubuh PDIP.

Akibat dominasi yang begitu kuat dalam tubuh PDIP, banyak kader potensial PDIP yang merasa sungkan bertarung memperebutkan jabatan Ketua Umum DPP PDIP.

“Faktanya tidak ada kader yang berani berhadapan dengan Megawati. Beberapa tahun lalu pernah muncul nama Eros Djarot kemudian Roy BB Janis. Namun mereka kalah dalam perebutan Ketua Umum, dan pada akhirnya mereka mendirikan partai politik sendiri,” tambah Ubed menegaskan.

Masih kata Ubed, hegemoni Megawati yang demikian kuat dalam tubuh PDIP juga mematikan kaderisasi dalam tubuh PDIP. Hal ini dapat dibuktikan dengan terbatasnya jumlah politisi muda PDIP yang berkiprah dalam kancah perpolitikan nasional. Kalaupun ada yang tampil sebagai politisi cemerlang, tentu tidak lepas dari restu Megawati sebagai Ketua Umum DPP PDIP.

Kedepan Ubed berharap dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) 2015 dengan agenda pemilihan Ketua Umum DPP PDIP diharapkan terjadi regenarasi kepemimpinan dalam tubuh PDIP.

“Siapun bisa maju dan tidak harus dari Trah Soekarno,” demikian Ubed. (JKS/BM)