JAKARTASATU.com – Keputusan Presiden Joko Widodo melantik bekas politisi Partai NasDem H.M. Prasetyo sebagai Jaksa Agung terus menuai kritik banyak pihak.

Salah satu pihak yang mengkritik keras sikap Jokowi adalah Pemikir Politik dan sosial asal Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti. Menurut Ray pengangkatan H.M Prasetyo sebagai Jaksa Agung tidak transparan dan mengabaikan aspirasi publik.

“Pribadi HM Prasetyo bukanlah figur menonjol  di lingkungan kejaksaan. Masa baktinya sebagai  Jampidum  (Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum-red)  misalnya tak menorehkan prestasi apapun. Tak ada kasus besar diungkap,” kata Ray di Jakarta, Jumat (21/11).

Penggiat demokrasi yang tergabung dalam Gerakan Dekrit Rakyat menabahkan Lebih dari  itu, pemikirannya tentang reformasi kejaksaan juga  tak terdengar sama sekali.
Tentu hal ini seperti  menyepelekan semangat Jokowi sendiri yang  ingin menegakan pemerintahan yang  jauh dari  tekanan dan kepentingan parpol.

“Alih-alih  melakukan hal itu, Jokowi terlihat, hari demi hari, makin dalam masuk ke cengkeraman parpol. Situasi ini tentu tak akan terjadi jika  Jokowi sendiri mampu menahan diri, dan selalu membentengi dirinya dengan  semangat awal keinginannya menjadi presiden,” tambah Ray menegaskan.

Bukan hanya itu Jokowi sendiri seperti  membuka dirinya untuk  diintervensi. Itulah yang  terlihat dari  pembentukan kabinet, dan sekarang merambat ke Kejaksaan Agung.

Ray juga menambahkan  di era Reformasi ini ada tiga lembaga yang  masih  jauh dari  harapan pembenahan reformasi. Selain birokrasi dan kepolisian, institusi kejaksaan juga jauh dari  sentuhan reformasi.

“Dan bayangan akan buramnya pembenahan kejaksaan makin kuat dengan  pemilihan Prasetyo sebagai  jaksa agung,” demikian Ray. (JKS/BM)