JAKARTASATU.com –  Keputusan Presiden Joko Widodo menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) berimbas pada turunnya tingkat kepercayaan Jokowi dimata publik.

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Ade Mulyana mengatakan setidaknya ada empat alasan yang membuat kepuasan publik terhadap pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla merosot.

Untuk alasan pertama rasionalitas pemerintah mengenai kondisi mendesak kenaikkan BBM belum selaras dengan rasionalitas publik umumnya.

“Survei LSI Denny JA menemukan bahwa sebesar 58,45 persen publik menyatakan tidak bisa menerima alasan pemerintah menaikkan BBM,” kata Ade dalam jumpa persnya di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta, Jumat (21/11).

Kemudian untuk alasan kedua publik menilai kenaikkan BBM akan memicu kenaikan harga kebutuhan pokok dan transportasi.

Sebanyak 74.38 persen menyatakan bahwa kehidupan mereka sehari-hari makin sulit pasca kenaikkan BBM.

“Untuk alasan ketiga publik meragukan kompensasi kenaikan harga BBM akan sampai ke rakyat kecil. Sebanyak 51.63 persen publik tak yakin program kompensasi BBM akan sampai ke masyarakat yang benar-benar membutuhkan,” tambah Ade menegaskan.

Kemudian untuk alasan keempat BBM sudah naik sebelum ada program Jokowi yang terasa manfaatnya.

“Sebesar 62.41 persen publik menyatakan bahwa sejak dilantik belum ada program Jokowi yang dirasakan manfaatnya oleh mereka,” demikian Ade. (JKS/BM)