Foto : Istimewa

JAKARTASATU — Situasi politik di Tanah Air semakin panas, padahal pemerintahan baru masih seumur jagung. Buktinya, setelah pertemuan Prabowo Subianto dengan Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, pada Kamis petang (29/1) ada pertemuan Koalisi Merah Putih di Kuningan, Jakarta Selatan, dan juga ada pertemuan PDIP dengan mitra koalisinya serta sejumlah pejabat pada malam harinya di rumah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.

Rupanya, udara di pusat kota Jakarta masih terasa panas meski telah masuk musim penghujan. Mungkin karena itulah petinggi PDIP dan mitra koalisinya kembali menggelar pertemuan di Jakarta agak pinggir, di kawasan Kebagusan, Pasarminggu, Jakarta, tepatnya di kediaman Megawati yang satu lagi, pada Jumat malam ini (30/1).

Tentu saja, karena yang hadir adalah tokoh-tokoh partai politik di tengah pergulatan politik elite yang memanas, tidak mungkin mereka membicarakan Bu Karsinah yang sedang kelaparan di sudut sebuah desa di Sempiyuh, Jawa Tengah, atau membicarakan dengan saksama nasib ribuan pendulang emas di Kali Kabur, Papua, yang diusir dari tempat mereka mencari nafkah oleh aparat Polri dan TNI, bahkan dengan menggunakan mortir.

Lalu, apa yang mereka bahas sebenarnya? Hanya mereka yang tahu tentu saja karena tak ada wartawan yang boleh masuk—bahkan pada pertemuan Kamis malam kemarin di rumah Megawati di Jalan Teuku Umar, wartawan diusir, walau sekadar untuk mendekati pagarnya. Apakah mereka panik melihat Jokowi yang mulai merapat ke Koalisi Merah Putih dan kemudian ada pertemuan Duta Besar Amerika Serikat dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, padahal bukan lagi rahasia kalau Megawati “tidak suka” dengan SBY? Akankah PDIP sebagai partai pemenang pemilu dan mitra koalisinya akan menjadi oposisi terhadap pemerintah Jokowi-JK, padahal PDIP baru saja “buka puasa” setelah menjadi oposisi selama sepuluh tahun? Kita lihat saja apa yang akan terjadi. (Ton/Pur)