JAKARTASATU — PT Pertamina (Persero) menggelar operasi pasar Elpiji 3kg serentak secara nasional untuk memastikan pasokan LPG bersubsidi untuk masyarakatmiskin dan usaha mikro tersebut aman.
VP Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan operasi pasar Elpiji 3kg di yang digelar serentak di 74 titik dan tersebar 21 kabupaten dan kota di tiga wilayah pemasaran, yaitu MOR I wilayah Sumatera bagian Utara, MOR III wilayah Jawa bagian Barat, dan MOR V di wilayah Jawa bagian Timur. Terdapat sebanyak 69 agen dan SPBU yang terlibat dalam operasi pasar Elpiji 3kg kali ini.
“Operasi pasar kali ini kami lakukan secara serentak langsung di 74 titik untuk memastikan bahwa stok Elpiji 3kg aman untuk memenuhi tingkat permintaan masyarakat. Untuk selanjutnya kami akan terus lakukan evaluasi berdasarkan kondisi riil di masyarakat berdasarkan realisasi dari oprerasi pasar ini. Yang terpenting adalah agar masyarakat pengguna Elpiji 3kg tenang, dan bisa memperoleh Elpiji 3kgbersubsidi itu dengan mudah dan harga normal,” kata Ali Mundakir.
Dalam Operasi pasar hari ini, Pertamina menggelontorkan sebanyak 37.700 tabung Elpiji 3kg atau setara dengan 113,1 MT. Sebanyak 2.320 tabung disalurkan di Binjai, Sumatera Utara, 8.960 tabung di Jabodetabek, sedangkan 23.520 tabung untuk Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dan 2.900 tabung di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
Ali menjelaskan operasi pasar Elpiji 3kg secara serentak yang dilakukan Pertamina merupakan kelanjutan dari operasi pasar sebelumnya yang digelar di beberapa kabupaten/kota di wilayah Jawa bagian Barat.
Namun, berdasarkan evaluasi hasil penyaluran operasi pasar yang telah dilakukan tersebut, realisasi pembelian Elpiji 3kg oleh masyarakat sangat rendah.
“Sebelumnya kami juga telah melakukan beberapa kali operasi pasar di beberapa titik menindaklanjuti informasi atau keluhan masyarakat, akan tetapi realisasi pembelian Elpiji 3kg ternyata sangat rendah, rata-rata hanya sekitar 10% dari tabung yang kita sediakan. Kesimpulan kami, pasokan Elpiji 3kg di masyarakat sudah sudah sangat cukup sehingga isu-isu kelangkaan adalah aksi para spekulan yang ingin ambil untung dengan menaikkan harga,” terangnya.
Hal ini mengingat bahwa sifat komiditas LPG sangat berbeda dibanding komoditas bahan kebutuhan pokok seperti beras atau minyak goreng. Jika ada operasi pasar minyak goreng atau beras, biasanya tingkat penyerapan masyarakat masih tetap tinggi karena keduanya bisa disimpan, sedangkan LPG, jika belum habis maka masyarakat tidak akan bisa membeli karena tidak ada tabung yang dapat ditukarkan.
Seperti diinformasikan sebelumnya, selain melakukan operasi pasar Pertamina juga telah menggelontorkan Elpiji 3kg ke SPBU-SPBU. Elpiji 3kg yang dikhususkan untuk rumah tangga miskin dan usaha mikro tersebut dijual dengan harga sesuai HET yang ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat.
“Dengan dijualnya Elpiji 3kg di SPBU, diharapkan masyarakat tidak lagi mengalami kesulitan untuk membeli Elpiji 3kg, yang tentu saja dijual dengan harga yang wajar atau sesuai HET setempat,”
“Apabila masyarakat mendapatkan tindakan menyimpang, agar melaporkannya kepada Pertamina melalui Kontak Pertamina 500000 (GSM: 021-500000) dan sms ke 0815-9-500000. Jika masyarakat menemukan hal-hal yang mencurigakan terkait penimbunan ataupun penyimpangan lain yang melanggar hukum, bisa juga langsung melaporkan kepada pihak yang berwajib,” tegasnya. (Tys/JK)