JAKARTASATU – Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla memberikan pembelaan terhadap mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa terkait larangan ekspor bauksit (mineral mentah).
“Wah, terbalik tuh pikiran. Undang-undang itu justru menjaga lingkungan dan membuat nilai tambah. Mungkin Pak Faisal belum membaca undang-undangnya kali. Karena itu UU (UU No 4 Tahun 2009) itu sebenarnya sangat penting untuk menjaga kekayaan nasional,” kata Kalla di kantor Wapres, Jakarta, Kamis (28/5).
Kalla menilai, larangan ekspor bauksit dalam UU tersebut justri membantu pemerintah menjaga lingkungan dan kekayaan nasional. Ia menilai pemikiran Faisal keliru, sebab jika tak ada larangan ekspor mineral mentah, justru akan membuat negara semakin miskin.
“Saya kira agak berlawanan dengan yang disampaikan Pak Faisal itu bahwa kita harus lebih kaya, lebih makmur. Kalau itu lebih miskin kan kita kalau semua digaruk kiri-kanan,” papar Kalla.
UU terkait larangan ekspor mineral mentah, bahkan dikatakan Kalla tak perlu dievaluasi. Ia optimistis penurunan industri mineral akan kembali membaik setelah smelter selesai dibangun.
“Mungkin hari ini ada penurunan, tetapi begitu smelter selesai langsung naik,” kata Kalla.
Sebelumnya, pengamat ekonomi Faisal Basri menuding Hatta Rajasa sebagai biang keladi kekacauan industri bauksit nasional. Faisal bahkan mengaitkannya dengan terkait Pemilu Presiden 2014.
Hatta Rajasa sudah membantah tudingan tersebut. Melalui akun twitter @hattarajasa, ia menyebut tudingan mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas itu sebagai fitnah. “Saya merasa perlu menjelaskan, karena nama saya disebut. Penjelasan ini tentu baik bagi masyarakat, untuk mengetahui duduk masalahnya,” tegas Hatta.(ABA/www.geoenergi.co.id)