Sudirman SaidJAKARTASATU – Mantan aktivis 1998 Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Gerindra, Andre Rosiade, mendesak Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said dan mantan Ketua Tim Tata Kelola Migas Faisal Basri untuk menyerahkan bukti-bukti adanya mafia migas ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Sudirman Said dan Faisal Basri jangan beraninya cuma membuat penggiringan opini atau polemik di media saja. Serahkan data-datanya ke KPK atau penegak hukum,” kata Andre di almamaternya, Universitas Trisakti, Jakarta, Jumat (29/5).

Mantan Presiden Mahasiswa Trisakti itu juga mengungkapkan, inilah saatnya pemerintahan Joko dan Pelaksana Tugas Pemimpin KPK Taufiqurrohman Ruki diuji. Ia curiga, sebenarnya pemerintahan Joko dan KPK takut untuk memberantas mafia migas. “Segera diselesaikan secara hukum, tangkap aktor-aktornya. Rakyat sudah capekdisuguhin berita-berita berisik tapi tak ada penyelesaian hukum dengan cepat. Ekonomi saat ini sulit, rakyat capek,” ujarnya.

Pada Jumat ini lagi-lagi Sudirman Said mangkir untuk memberikan keterangan di hadapan Komisi VII DPR. Padahal, DPR sudah mengirim surat panggilan dan Sudirman Said-pun telah menandatanganinya sendiri. “Jadi, begitu diundang langsung ada jawaban [tidak dapat hadir]. Ini sudah tiga kali,” kata Wakil Pimpinan DPR, Agus Hermanto, di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat.

Menurut Agus, Komisi VII DPR rencananya akan meminta klarifikasi atas ucapan Sudirman terkait Petral dan mafia migas. Juga akan membahas APBN, soal pengawasan, dan lain-lain. “Urusannya bukan klarifikasi saja, tapi soal APBN, undang-undang, dan banyak lain,” ujarnya.

Kader Partai Demokrat itu juga mengungkapkan, mangkirnya Sudirman Saidmembuat geram seluruh kader Partai Demokrat. Sudirman, tambahnya, harus mempertanggungjawabkan tudingannya tersebut. “Sudirman Said enggak berani pertanggungjawabkan apa yang diucapkan,” tutur Agus.

Sementara itu, anggota DPR dari PDIP, Efendi Simbolon meminta kepada semua pihak untuk tidak heran dengan kelakuan Sudirman Said. Karena, Sudirman selama ini memang menikmati hasil Petral. Ia mengungkapkan, penggunaan fasilitas private jet yang dibiayai Petral oleh Sudirman Said semakin memperjelas perilakunya yang sesungguhnya. Efendi menilai, keputusan pembubaran Petral yang selama ini didengungkan Sudirman Said hanya jargon.  “Menteri Sudirman termasuk ke dalam kelompok Ari Soemarno,” kata Efendi di Jakarta, Jumat.

Memang, diberitakan banyak media, Sudirman diketahui menggunakan private jet yang dicarter dari Singapura-Medan-Singapura dan dibiayai Petral ketika mengunjungi kantor Petral pada 9 Maret 2015 lalu.

Kendati begitu, seperti diungkapkan pengamat kebijakan energi nasional Yusri Usman dalam acara Indonesia Lawyers Club di TV One, Sudirman sebenarnya tidak pernah mendampingi Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas ke kantor Petral pada 9 Maret 2015 itu. Tim tersebut datang ke Petral didampingi Direktur Umum Pertamina Dwi Daryoto dan Vice President Integrated Suply Chain (ISC) Pertamina Daniel Purba.

Lalu, di mana Sudirman Said? Ternyata dokem bae di Hotel Four Season. “Managing Director PES Toto Nugroho yang datang ke hotel,” kata Yusri. (Ron/Tom/Pur/Pribuminews.com)