Bermodalkan dukungan dari jaringan cukong aseng, Ahok makin melenggang bebas menghujat kaum pribumi di berbagai media massa.
“Jaringan media Kompas makin gencar melakukan kebohongan publik dengan segala macam berita, isinya tidak berbobot, penuh hasutan dan menyebarkan kebencian terhadap ummat Islam,” ujar Feko Supriadi, Ketua Devisi Aksi Progres 98, Sabtu (27/6).
Progres 98 yang selama ini kenal kritis terhadap Gebernur DKI, Ahok, meminta masyarakat agar waspada dan tidak tertipu oleh politik pencitraan Ahok.
“Kita berharap masyarakat pribumi di Jakarta tetap solid dan cerdas menghadapi konspirasi kelompok jaringan aseng yang berada di balik Ahok.”
Sebagaimana diberitakan Kompas, Ahok diklaim sebagai tokoh terpopuler oleh lembaga survei Pusat Data Bersatu (PDB) dan berpeluang besar terpilih sebagai Gubernur DK 2017.
“Tokoh paling populer saat ini adalah Ahok 99,3 persen, Foke (Fauzi Bowo) 95 persen, dan diikuti oleh Tantowi Yahya 91,5 persen,” kata Senior Researcher PDB, Agus Herta, Jumat (26/6/2015), yang dilansir oleh Kompas online.
Menanggangi hal tersebut, Progres 98 menyebutkan data survei sangat diragukan dan bertolak belakang dengan realitas politik yang dihadapi oleh rakyat Jakarta.
“Survei itu dibuat atas pesanan kelompok cukong, tidak valid dan bertujuan untuk menipu rakyat Jakarta,” tegas feko supriadi.
Menurutnya, masyarakat Jakarta justru mendesak DPRD DKI untuk melengserkan Ahok. Alasannya, politisi keturunan Cina tersebut gencar menghina warga pribumi, giat menistakan ummat Islam, terindikasi praktek KKN dan meresahkan kerukunan ummat beragama.
“Hasil surveri berbayarar itu sepenuhnya ditentukan oleh besaran setoran, dan semua pihak tahu kalau Ahok itu didukung oleh kekuatan pemilik modal besar,” tuding Feko.(visibaru.com/JKTS)