JAKARTSATU – Si Rajawali Kepret yang Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli menuding Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said melampaui kewenangannya jika melanjutkan perpanjangan kontrak dengan PT Freeport Indonesia. Menurut Rizal, Menteri ESDM baru bisa melakukan perpanjangan kontrak dengan Freeport setelah masa kontraknya berakhir pada 2021. “Jadi negosiasi kontraknya 2019. Menteri ESDM keblinger, seenak-enaknya,” ungkap Rizal setelah menyerahkan harta kekayaannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Senin (12/10).
Ia mengaku heran dengan sikap Sudirman yang dianggap ingin mempercepat proses perpanjangan kontrak Freeport tersebut. Apalagi, royalti yang diberikan Freeport dianggap belum banyak menguntungkan pemerintah Indonesia. “Saya tidak ngerti dia begitu ngotot bela Freeport. Beliau dibayar rakyat, malah bela Freeport, bukan bangsa,” kata Rizal lagi.
Ia berpandangan, sekarang waktu tepat buat pemerintah merenegosiasi ulang keberadaan Freeport. Karena, sejak lama melakukan eksplorasi hasil emas dan tambang di kawasan Papua, PT Freeport hanya membayar 1% kepada Indonesia. Idealnya royalti didapat pemerintah Indonesia sebesar 6% sampai 7%.
Dampak dari eksplorasi Freeport pun membuat masyarakat di Papua hanya mendapat “penyakit” dari limbah Freeport. Sementara itu, limbah-limbah hasil eksplorasi Freeport yang bernilai ekonomis itu justru menguntungkan asing.
Ditegaskan Rizal, melalui renegosiasi ulang dengan Freeport, kesempatan Indonesia untuk mendapatkan hak kekayaan sumber daya alam akan terbuka lebar. “Saya berharap Bapak Presiden Jokowi dengan Nawacita-nya akan mengubah nasib bangsa. Kita tulis ulang sejarah, betul-betul bermanfaat buat kita. Jangan hanya ribut soal kewenangan,” tuturnya.
Kok sekelas menteri koordinator berharap? Kepret dong Sudirman Said, jangan beraninya hanya dengan direktur utama BUMN. Rajawali itu bukan ayam sayur! (Tom/Pur)