ahok_RKJAKARTASATU – Salah satu pernyataan budayawan Sudjiwo Tedjo kembali menemukan kebenarannya. Pada masa kampanye pemilihan presiden lalu, Tedjo sempat mengatakan lewat akun Twitter-nya seperti ini: “Pemimpin tangan besi mematikan nyali; pemimpin yang dinabikan mematikan nalar.”

Dan, pada awal pekan ini, media sosial internet ramai membicarakan soal sungai di kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, yang bersih dan indah pula. Tampaknya, keindahan yang langka ada di Jakarta itu memancing air liur para “true believers” dari Gubernur DKI Jakarta Ahok untuk mengklaim sebagai karya pujaan hati mereka itu.

Wali Kota Bandung, Jawa Barat, Ridwan Kamil pun lalu menjelaskan lewat akun Facebook-nya, M Ridwan Kamil, bahwa itu bukan karya Ahok. “Itu kerjaan saya dan tim arsitek urbane & umar zain landscape utk BLD. Selesai di jaman Pak Foke,” demikian antara lain ditulis Ridwan Kamil pada status Facebook-nya.

Namun, rupanya, ada yang menganggap akun Facebook itu palsu alias bukan milik Ridwan Kamil, karena menggunakan nama M Ridwan Kamil. Ridwan Kamil pun lalu menjelaskan bahwa dirinya punya dua akun Facebook, yang satu berupa fans page dengan nama Ridwan Kamil dan satunya lagi akun pribadi dengan nama M Ridwan Kamil.

Sebelumnya, lewat akun Twitter-nya pada Selasa kemarin (20/10), Ridwan Kamil juga menegaskan bahwa sungai di kawasan Epicentrum di Jalan HR Rasuna Said itu hasil desain firma arsiteknya dan kawan-kawan untuk Bakrieland, yang dikerjakan mulai tahun 2007 dan selesai tahun 2010.

“Hal tadi untuk meluruskan fakta. Sebaiknya biasakan argumentasi dengan fakta. KasianPak Ahok-nya. Saya dan beliau bersahabat baik, sangat baik,” tulis wali kota yang akrab disapa Kang Emil itu.

Akibat ini semua gegerlah polemik sungai Epicentrum Jakarta masih berlanjut. Awalnya sungai di kawasan Kuningan dipuji para pendukung Ahok sebagai karya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

“TOP MARKOTOP AHOK KEREEEEN. TERLIHAT HASIL KERJANYA YG TOOOOOOP,” tulis salah satu pendukung Ahok dengan nama akun Hilda Oostervink

Pujian sejumlah netizen kepada Ahok tersebut mendapat klarifikasi dari Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Pria yang akrab disapa Kang Emil ini menyatakan,

“Itu bukan kerjaan Pak Ahok. Itu kerjaan saya dan tim arsitek urbane & Umar Zain landscape untuk BLD. Selesai di jaman Pak Foke. Mohon jangan blunder. nanti Pak Ahok dipermalukan oleh kamu-kamu yang datanya ngaco. hatur nuhun,” demikian klarifikasi Ridwan Kamil melalui akun facebook pribadinya M Ridwan Kamil.

Usai klarifikasi dengan fakta rupanya ada yang tidak terima dan mereport spam sehingga akun M Ridwan Kamil kena blokir Facebook, tapi alhamdulillah tadi malam akun M Ridwan Kamil sudah kembali bisa diakses.

Namun ternyata urusan Sungai Epicentrum belum kelar setelah Ahok ikut berkomentar yang malah memperkeruh dengan tuduhan penipuan.

“Epicentrum itu bukan bersihkan sungai, dia itu hanya bikin tipuan. Air kotor lewat di bawah, air bersih lewat di atasnya. Jadi kasarnya itu dia bikin bak ikan di atas sungai. Jadi bukan membersihkan sungai yang sebenarnya,” kata Ahok usai mengikuti acara The 6th Financial Transparency di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Rabu (21/10), seperti dikutip JPNN.

Mantan Bupati Belitung Timur itu menjelaskan, tindakan membersihkan sesungguhnya seperti yang dilakukan pada sungai di sekitar Masjid Istiqlal. Ini beda dengan sungai yang berada di kawasan Epicentrum.

“Itu (sungai di kawasan Epicentrum) kayak bikin bak ikan di atasnya lah. Makanya kalau lagi hujan gede naik, dia kotor lagi. ‎Itu cuma pengembang yang kerjain,” ungkap Ahok.

Bagaimana tanggapan Ridwan Kamil?

“Walau dihina, arsitek itu kerjanya mulia, bereksperimen cari solusi. lbh baik berupaya walau tak sempurna drpd diam,” ujar Ridwan Kamil di twitter menanggapi pertanyaan netizen terkait omongan Ahok itu.

“Bukannya saling mendukung. energinya habis mencari kejelekan orang lain. pantesan negeri ini susah majunya,” lanjut Ridwan Kamil melalui akun @ridwankamil tadi malam, Rabu (21/10/2015).

Jadi, maunya Ahok apa? Takut kesaing Ridwan Kamil? Preetttt (JKST/KARNADI/pky)