JAKARTASATU – Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) sudah memulai tahapan pencarian bakal calon gubernur untuk bertarung di Pemilihan Gubernur 2017 DKI Jakarta. Namun karena kursi mereka di DPRD DKI hanya 15, sedangkan syarat utama untuk mencalonkan calon gubernur minimal 20 kursi, maka mau tidak mau mereka harus membuat koalisi sebelum memutuskan untuk mencalonkan pasangan calon.
Satu partai yang agaknya sudah dipastikan akan berkoalisi dengan Partai Gerindra adalah Partai Keadilan Sejahtera.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerindra DKI M. Taufik menjelaskan keputusan menggaet PKS didasari oleh kesamaan orang yang mereka favoritkan untuk maju di Pilgub 2017 mendatang. Orang tersebut adalah Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.
“RK (Ridwan Kamil) itu memang perekat semua partai,” kata Taufik saat ditemui di Jakarta, kemarin (27/1).
Namun begitu, Taufik menegaskan koalisi ini bukan berarti Partai Gerindra secara resmi mencalonkan Emil, sapaan Ridwan Kamil, sebagai calon Gubernur DKI Jakarta. Ini mengingat masih ada tujuh nama lain yang saat ini sedang mengikuti proses penjaringan yang diadakan partai pimpinan Prabowo Subianto tersebut.
Terlebih lagi, lanjut Taufik, keputusan akhir soal siapa yang dicalonkan Gerindra akan diambil oleh pihak Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra, bukan oleh DPD.
Sementara itu Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PKS Syakir Purnomo menuturkan pengusungan Emil oleh partainya tak lepas dari hasil survei internal yang dilakukan pada Desember 2015 lalu. Saat itu, nama Emil bersanding dengan Tri Rismaharini, Adhyaksa Dault, dan Sandiaga Uno sebagai calon yang diinginkan kader PKS.
Nama-nama tersebut, kata Syakir, bersandingan juga dengan nama kader PKS yang memiliki peluang besar untuk dicalonkan oleh PKS di Pilgub 2017, dan merupakan rekomendasi dari Dewan Pengurus Tingkat Pusat (DPTP). Nama-nama kader PKS tersebut adalah Hidayat Nur Wahid, Ahmad Heryawan, Triwisaksana, Anis Matta, serta Selamat Nurdin.
“Nanti DPTP yang akan ambil keputusan akhir, tapi tentunya kami rekomendasikan yang paling disukai (Emil),” kata Syakir.
Pertanyaaanya adalah apakah Emil mau? (JKST/bt/dsb)