Polemik sosial yang terjadi di Ibu Kota DKI Jakarta makin menumpuk sejak dipimpin oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
“Betapa tidak, sejak menduduki DKI 1 terjadi banyak kasus-kasus penggusuran hampir diseluruh wilayah Ibu Kota tanpa melakukan sosialisasi serta pendekatan yang humanis pada masyarakat yang akan digusur atau relokasi, tapi justru sebaliknya Ahok selalu mengambil langkah kekerasan dengan melibatkan aparat kepolisian bahkan TNI guna menertibkan masyarakat,” ujar bakal calon Gubernur DKI Jakarta dari PDIP ini dalam keterangan pers, Rabu (04/05/2016).
Menurut Eki, tindakan yang dilakukan Ahok sama sekali tidak mencerminkan sosok pemimpin yang seharusnya mampu menyelesaikan persoalan-persoalan dengan beretika serta manusiawi. Tidak salah jika gerakan-gerakan sosial dari berbagai elemen masyarakat anti Ahok bermunculan secara massif.
“Aksi demontrasi dari Jakarta Utara menuju Balaikota Jakarta merupakan bentuk amarah warga yang memuncak karena merasa hak-hak nya sebagai warga Negara telah dirampas dengan semena-mena,” imbuh Eki.
Sebagai sosok seorang pemimpin di Ibu Kota, Ahok seharusnya mampu merangkul masyarakatnya dengan pendekatan muswarah, mufakat serta beretika, namun sikap seorang pemimpin seperti itu justru sepertinya tak dimiliki Ahok.
Badan Relawan Nusantara yang juga terlibat dalam gerakan rakyat Jakarta utara tadi menilai apa yang dilakukan Ahok sebagai pemimpin menjadi momok di Indonesia, sebab ia satu satunya kepala daerah yang dengan jelas dan berani menginjak-injak martabat rakyat.
“Rakyat itu adalah yang dimaksud dalam undang-undang dasar 1945 untuk dilindungi, diayomi, diajak maju hingga sejahtera, bukan untuk disakiti hatinya, diinjak-injak martabatnya, dan ditindas yang mengatasnamakan pembangunan demi kepentingan kaum pengusaha besar-pemodal,” tandas Eki. rm