MENEGUHKAN KEDAULATAN BANGSA
Menelusuri Jalan Sunyi Cita-cita Kemerdekaan…!!
Oleh Ferdinand Hutahaean
Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah. Inilah sepotong kalimat dari bapak bangsa, bapak Proklamator Bung Karno sebagai pesan dan amanat yang harus dipegang teguh oleh putra putri Indonesia untuk mengisi kemerdekaan. Tentu pesan itu ditujukan kepada putra putri kaum pribumi supaya tidak melupakan dan meninggalkan sejarah dalam membangun Indonesia yang berlandaskan UUD 45 dan Pancasila. Kita telah dihantar ke gerbang kemerdekaan oleh para pendiri bangsa, kita telah diserahi estafet kehidupan oleh para leluhur dan pendiri bangsa. Mereka telah membuat norma, aturan dan ketentuan yang tidak boleh kita tinggalkan atau lupakan dalam mengisi kehidupan berbangsa dan bernegara karena kemerdekaan ini telah dibayar lunas oleh nyawa, darah, harta dan keringat para pendiri bangsa.
Kita telah dititipkan cita-cita kemerdekaan oleh para pendiri bangsa yaitu menuju <b>Indonesia berdaulat, Indonesia yang mandiri, Indonesia yang tidak tunduk pada kekuatan asing, Indonesia yang bebas aktif dalam politik luar negerinya, Indonesia yang mengelola bangsanya sendiri ditangan putra putri kaum pribumi. Berdaulat itu menjadi cita cita besar pendiri bangsa, dan untuk itulah mereka para pahlawan, para leluhur negeri ini berjuang, tidak menghitung nyawa, tidak menilai harta dan tidak pernah berfikir akan jadi apa. Satu-satunya tujuan adalah Merdeka atau Mati, karena Merdeka adalah jalan menuju berdaulat.
Jalan sunyi menuju kedaulatan itu ternyata semakin sunyi dan senyap. Para Bumi Putra yang tegas menolak orang asing jadi pemimpin di negara ini dihabisi dengan kata rasis, nasionalisme sempit dan kebencian pada etnis tertentu. Runtuhnya UUD 45 Asli atas kudeta yang dilakukan oleh asing menggunakan tangan-tangan kaum pribumi telah berhasil meruntuhkan seluruh benteng bangsa, meruntuhkan jati diri Indonesia, melusuhkan Merah Putih dengan warna warni bendera bangsa asing, jadilah Indonesia menjadi negara tanpa identitas, menjadi bangsa yang menjual kedaulatannya atas nama pluralisme dan kesetaraan. Dan muluslah neo kolonialisme menjajah bangsa ini tanpa kita sadari.
Entah apa yang ada didalam pikiran para kaum perusak bangsa ini, entah apa yang ada dihati para kaum pribumi yang rela menghinakan dirinya dibawah kaki bangsa asing. Sesungguhnya tidak ada kebencian terhadap bangsa asing, baik itu Cina, Arab atau Amerika dan bangsa apapun. Tapi kami hanya mau menegakkan hak kaum pribumi, hak memimpin dan mengelola negerinya karena untuk itulah bangsa ini merdeka bukan untuk jadi hamba atas tuan bangsa pendatang.
Inilah jalan sunyi menuju kedaulatan bangsa, jalan sunyi menuju Indonesia seutuhnya.Biarlah kami dicaci, dimaki atau raga kami dicabik cabik, karena itu tidak akan menyurutkan langkah juang kami demi INDONESIA YANG BERDAULAT, demi MERAH PUTIH YANG BERKIBAR, demi MENEGUHKAN CITA-CITA KEMERDEKAAN, MASYARAKAT ADIL MAKMUR DAN BERKEADILAN SOSIAL karena itulah Indonesia sesungguhnya.
Jakarta, 28 Juni 2016