Jakartasatu.com – Sabtu malam tanggal 2 Juli 2016 redaksi menerima pesan berantai yang isinya mengenai reshuffle kabinet. Dalam pesan berantai yang beredar melalui blackberry messenger (BBM) itu disebutkan posisi Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional yang semula dijabat politikus Partai NasDem Ferry Mursydan Baldan akan diganti oleh Teten Masduki yang kini menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan.
“Teten Masduki diangkat sebagai Menteri Agraria dan posisinya sebagai Kepala Staf Kepresidenan diganti Rini Soemarno sedangkan Ferry Mursyadan Baldan out dan tidak jadi menteri lagi,” demikian bunyi pesan berantai tersebut.
Masih dikutip dari pesan berantai tersebut pos kementerian lain yang juga menjadi rebutan adalah pos Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara (MenPAN) yang kini tengah dijabat oleh Yuddy Chrisnandi kader partai Hanura.
Meski berasal dari kader Hanura namun Yuddy dianggap tidak loyal kepada Presiden Joko Widodo melainkan ia patuh kepada Wapres Jusuf Kalla. Nama yang masuk untuk menggantikan posisinya adalah kader Partai Amanat Nasional (PAN) Mulfachri Harahap.
“Namun jika JK berhasil meyakinkan Jokowi maka posisi Menteri Yuddy tetap aman. Sebaliknya Mulfachri Harahap akan diposkan pada posisi Menteri Pemuda dan Olahraga menggantikan Imam Nahrawi,” demikian bunyi pesan berantai itu.
Analis politik Pusat Kajian Komunikasi Politik Indonesia (PKKPI) Aendra Medita menilai jika reshuffle terjadi maka posisi Menteri Ferry Mursydan Baldan sebagai Menteri Agraria dan Kepala Badan Pertanahan Nasional tetap berada pada posisinya.
Hal tersebut dikarenakan Ferry adalah representasi politikus NasDem yang merupakan poros dari koalisi pendukung Joko Widodo dan Jusuf Kalla dalam pilpres 2014 silam. Selain itu Partai NasDem masih memiliki kekuatan berupa media massa yang masih mem back-up pemerintahan.
“Analisa saya Menteri Agraria tetap pada posisinya,” katanya kepada redaksi.
Kemudian dengan masuknya PAN dan Golkar dalam poros pemerintahan maka tentu saja akan mengubah komposisi dalam jajaran kabinet. Bisa jadi jatah menteri yang berasal dari partai politik penyokong duet Jokowi-JK akan berkurang. Namun demikian Aendra tidak bisa memastikan partai politik mana yang akan kehilangan jatah menterinya karena masuknya PAN dan Golkar dalam pemerintahan.
“Mungkin bisa Hanura, PKB atau malah PDIP,” tandasnya.
Baca Juga: Tersiar Kabar Budi Gunawan Jadi Kabin, Bang Yos Jadi Dubes
Baca Juga: Beredar Pesan Berantai, 14 Juli Jokowi Umumkan Reshuffle Kabinet
Baca Juga: Adu Do mba Rizal Ramli Vs Jokowi Ala Ahok
Baca Juga: Peneliti INDEF: Menteri Saleh Husin Harus Dievaluasi Kinerjanya