Jakartasatu.com – Desas-desus wacana perombakan kabinet hingga kini masih menjadi pembicaraan hangat yang dibahas banyak orang. Obrolan mengenai wacana perombakan kabinet terdengar mulai dari warung kopi di pinggir jalan hingga restoran mewah. Meskipun isu perombakan kabinet sudah banyak dibicarakan orang, namun hingga kini isu tersebut masih menjadi selubung misteri.
Isu pergantian kabinet bukan hanya sebatas pada pergantian para menteri pembantu Presiden Joko Widodo. Namun beberapa pos di luar kementerian yang dianggap strategis juga tidak luput dari wacana kocok ulang kabinet.
Dalam pesan berantai yang diterima redaksi pada Sabtu malam 2 Juli 2017 setidaknya ada lima menteri yang diganti dan berpindah pos kementerian. Namun ada juga menteri yang dipertahankan pada posisinya.
“Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin tetap pada posisinya dan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan juga tetap pada posisinya,” demikian bunyi pesan berantai tersebut.
Sementara itu posisi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang kini disandang oleh Letjen TNI (Purn) Sutiyoso dikabarkan akan dipindah ke tangan Komjen Pol Budi Gunawan. Jenderal bintang tiga tersebut dikabarkan akan dilantik bersamaan dengan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 14 Juli 2016 di Istana Bogor.
“Budi Gunawan akan dilantik sebagai Kabin menggantikan Sutiyoso dan Sutiyoso akan dipromosikan sebagai Duta Besar,” masih kata pesan berantai itu.
Sedangkan posisi Jaksa Agung tetap dijabat oleh HM Prasetyo. Mantan politikus Partai Nasdem ini masih tetap berada pada posisinya bukan karena kedekatan dengan Ketuam Umum DPP NasDem Surya Paloh, melainkan karena kedekatan dirinya dengan Presiden Joko Widodo dan Menkopolhukam Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan.
Terkait dengan isu reshuffle tersebut, analis Politik Pusat Kajian Komunikasi Politik Indonesia (PKKPI) Aendra Medita mengaku bukan pertama kali isu tersebut berhembus. Ia mengaku sudah lama mendengar isu tersebut namun enggan melontarkan isu tersebut kepada publik sebab isu reshuffle adalah hak penuh Presiden Joko Widodo.
Namun demikian secara khusus ia menyoroti posisi Kepala BIN yang santer akan diganti. Baginya masuknya nama Budi Gunawan sebagai calon Kepala BIN menggantikan Letjen Purn Sutiyoso adalah bentuk pelipur lara kepada Komjen Budi Gumawan.
Dikatakan sebagai pelipur lara karena bagaimanapun juga Budi Gunawan adalah calon Kapolri yang sudah disetujui komisi III dan paripurna DPR RI. Namun demikian karena persoalan politik Komjen Budi Gunawan urung dilantik sebagai Kapolri.
Jokowi sendiri sambung Aendra tidak ingin merusak hubunganya dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, sebab sudah bukan rahasia umum lagi jika Megawati adalah orang yang mendorong Budi Gunawan ketika itu menjadi pucuk pimpinan di korps Bhayangkara.
Namun demikian keinginan itu pupus lantaran dinamika politik yang berkembang. Sebagai konsekuensi logis atas hal tersebut, Jokowi tetap memberikan jatah kursi kepada Budi Gunawan namun di pos yang lain.
“Jika isu ini benar. Saya kira keputusan Presiden Jokowi menunjuk Budi Gunawan sebagai Kabin sudah tepat ,” tandasnya.
Baca Juga: Beredar Pesan Berantai, 14 Juli Jokowi Umumkan Reshuffle Kabinet
Baca Juga: Adu Domba Rizal Ramli Vs Jokowi Ala Ahok
Baca Juga: Peneliti INDEF: Menteri Saleh Husin Harus Dievaluasi Kinerjanya