Jakartasatu.com – Analis politik Pusat Kajian Komunikasi Politik Indonesia (PKKPI) Aendra Medita menilai keputusan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) maju dengan jalur partai politik adalah pilihan picik dan oportunis.

“Ahok ini pengecut dan cuma sesumbar saja,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi Kamis 28 Juli 2016.

Aendra melanjutkan, rentetan pernyataan yang disampaikan Ahok dan barisan pendukungnya “Teman Ahok” yang mengklaim berhasil mengumpulkan satu juta KPT hanyalah bualan semata. Dikatakan bualan lantaran Ahok tetap ciut dan tidak memiliki nyali meski mengklaim sudah mengantongi dukungan sejuta KTP.

“Ahok ini tipikal oportunis,” bebernya.

Di tepi lain analis politik Jaringan Pendidikan dan Pemilihan Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz menilai keputusan Ahok meninggalkan jalur non partai politik adalah bukti nyata dari sikap Ahok yang bukan pemerani.

Ia menilai keputusan Ahok maju melalui partai politik karena risiko besar akan tidak lolosnya sebagai pasangan calon saat mengambil jalur perseorangan mengurungkan niat Ahok. Usaha Teman Ahok bahkan sampai memenuhi syarat yang ditentukan oleh KPU yaitu bersama Heru sebagai pasangan wakil gubernur, belum cukup meyakinkannya menempuh jalur independen.

“Oleh karena itu, Ahok perlu menjawab dengan lantang dan keras, bahwa jalur partai politik tidak mengurangi kehendak warga yang dikampanyekan Teman Ahok bahwa Jakarta perlu gubernur terpilih yang benar-benar bebas dari kungkungan negatif dari siapapun,” katanya saat dihubungi terpisah.