JAKARTASATU – Dibanding keluaran Sekolah Menengah Umum (SMU) dengan tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menempati kenaikan dalam jumlah pengangguran.
Pada diskusi antara Indonesia Business Link (IBL) yang bekerjasama dengan Citi Indonesia, terungkap  kalau pengangguran saat ini berkurang dari tahun sebelumnya.  Namun pada kenyataannya, jumlah pengangguran di Indonesia per Februari 2016 mencapai 7,5 juta penduduk, dimana tingkat pengangguran tertinggi adalah lulusan SMK dengan presentase 9,84%. Mengapa demikian?
Menurut Muhamad Fahmi, Plt Direktur Eksekutif IBL secara statistik tamatan SMU kebanyakan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. “Namun tamatan SMK memang disiapkan untuk siap masuk di dunia kerja meskipun bisa melanjutkan sekolah” ujar Fahmi di Jakarta (9/8).
Ia juga menjelaskan, kesiapan dalam penerimaan tenaga kerja sering ditengarai dengan syarat-syarat ketenagakerjaan, yaitu usia produktif untuk bekerja adalah 18 tahun. Sedangkan banyak yang lulus SMK berusia 17 tahun atau kurang dari 18 tahun. Selain itu beberapa perusahaan juga menberikan syarat untuk minimal tinggi badan. Misalnya sebuah pabrik yang mengharuskan minimal tinggi badan bagi karyawan laki-laki 170cm dan karyawan perempuan 155cm. “Karena tidak memenuhi otomatis jadi menganggur, selain itu ketersediaan antara demand (perusahaan) dan ketenagakerjaaan perlu adanya pemetaan yang baik agar lulusan SMK dapat tertampug ke perusahaan yang membutuhkan,”terangnya.
Untuk mengatasi hal tersebut IBL dan Citi Indonesia menjembatani dan memberikan program-program pelatihan melalui  Susi Sukaesih, kepala sekolah SMK Ginus Itaco.
“Kami memberikan program pelatihan berupa soft skill, ketrampilan teknis, pendampibgan usaha, penyiapan kerja, serta dukungan lainya yang dibutuhkan oleh para pemuda untuk memperoleh pekerjaan yang layak, atau membuka lapangan pekerjaan bagi diri mereka sendiri dan orang lain, melalui kewirausahaan.” ujar Elvera N, Makki, Country Head Corporate Affairs Citi Indonesia.
Terkait dengan diskusi itu Rahma Iryanti, MT,  Deputi Menteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Rahma Iryanti mengatakan kalau secara signifikan jumlah pengangguran di Indonesia saat ini cenderung menurun meskipun pada kenyataannya jumlah pengannguran untuk SMK cenderung bertambah. “Semoga dari diskusi ini memberikan masukan dan pemetaan kepada pemerintah sebagai salah satu cara bagaimana mengentskan masalah pengganguran,” jelasnya.
Baik dari IBL maupun Citi Indonesia dan Sekolah Binaan serta para siswa yang mendapat manfaat berharap agar kiranya program ini terus berkelanjutan dan memenuhi harapan semua pihak seperti yang dikatakan oleh Batara Sianturi, CEO Citi Indonesia bahwa,
misi kami adalah enabling growth and progress untuk menjalankan program kemasyarakatan berkesinambungan yang dititikberatkan pada pemberian dukungan dan kesempatan ekonomi untuk generasi muda.
“Ini adalah komitmen dan sumbangsih Citi Indonesia dalam membantu mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan menghadapi tantangan serta berkarya di dunia kerja,” tutup Batara. (SUN)