Yusril Ihza Mahendra/ist

JAKARTASATU – Soal klaim ahok itu sepenuhnya saya serahkan benar tidaknya kepada beliau. Andaikata klaim itu benar, maka keputusan PDIP itu tetaplah saya hormati. Pilihan politik selalu tidak mudah. Setiap keputusan pasti ada risikonya. Tentu PDIP telah memikirkan keputusannya dengan sematang2nya. Andaikata klaim itu tidak benar, PDIP tentu leluasa untuk menentukan pilihan terbaiknya. PDIP dapat memilih tokoh lain yang dianggap paling tepat untuk memimpin Jakarta. PDIP adalah partai besar yg mempunyai banyak pengalaman. Saya tidak meragukannya.

Ahok memang lebih mudah bermanuver karena selain berposisi sebagai petahana dan didukung jaringan media mainstream, di belakang Ahok ada Jokowi yang kebetulan sedang menjabat Presiden RI. Dukungan Presiden kepada Ahok ini sudah menjadi rahasia umum, termasuk dalam hubunganya dengan proses pengambilan keputusan Pilgub DKI di internal PDIP.

Mestinya sebagai negarawan, Presiden berada di atas semua faham dan semua golongan, sebagaimana digagas oleh the founding fathers kita. Dalam pilkada, Presiden harusnya bersikap netral dan mengayomi semua kandidat yg akan maju ke pencalonan, bukannya malah bermanuver menunjukkan sikap pemihakan dan dukungan kepada Ahok sebagai salah satu kandidat.

Saya dengan segala kemampuan terbatas yg saya miliki, akan mengikuti proses pencalonan Gubernur DKI ini sampai akhir, termasuk meyakinkan pimpinan partai2 politik yang masih terbuka untuk mengajukan calon yang dianggap pantas untuk diusung. Adapun hasil akhirnya, saya serahkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Apapun keputusannya, saya anggap itulah yg terbaik buat saya.

Terima kasih. Salam hormat.