JAKARTASATU – Perkumpulan relawan yang menamakan diri “Teman Ahok” tak masuk dalam susunan Tim Pemenangan Ahok-Djarot di Pilgub DKI 2017. Setia mengawal Ahok sejak Maret tahu lalu, sekumpulan anak muda ini terhempas setelah calon petahan resmi didukung empat partai besar di Pilgub mendatang.
Juru bicara tim pemenangan Ahok-Djarot, Besatri Barus menyebutkan, dalam konsolidasi lanjutan pembentukan tim pemenangan di Rumah Lembang kemarin sore, para petinggi Teman Ahok tidak ada di dalam satu meja.
Meski demikian, dia mengatakan, ketiadaan Teman Ahok dalam konsolidasi bukan berarti relawan tidak memiliki andil untuk berkontribusi memenangkan Ahok. Dia menepis Teman Ahok ditinggalkan partai pendukung.
“Jadi nanti akan ada kelompok relawan-relawan yang yang diketuai langsung Teman Ahok,” ujar Bestari kepada Rimanews, hari ini.
Dari informasi yang dihimpunnya, Teman Ahok ke depannya akan bergerilya secara mandiri di luar gerakan yang dilakukan tim pemenangan. Sejatinya, kata Barus, banyak hal yang bisa dikerjakan Teman Ahok seiring misi untuk mengantarkan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kemabali bertahta lagi. “Banyak dong, dia bisa menggalang gerakan banyak komunitas, dan yang lain lagi misalnya pembinaan untuk calon-calon saksi,” terang politisi NasDem itu.
Perwakilan Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, mengatakan terhempasnya Teman Ahok di tim pemenangan Ahok-Djarot telah lama dikomunikasikannya dengan empat partai pendukung, yakni NasDem, Hanura, Golkar, dan PDIP.
Namun, dia menyangkal adanya perpecahan dan jurang pemisah antara relawan dan parpol pendukung Ahok-Djarot. Teman Ahok sebagai relawan yang solid, sambung Amalia, berkomitmen untuk tidak mencantumkan nama perorangan dalam gerakan mendukung Ahok.
“Karena itu Teman Ahok merasa tidak pantas untuk memiliki nama perseorangan yang terdaftar. Bagaimana pun Teman Ahok adalah sebuah tim, sebuah gerakan, organisasi, bukan Amalia, bukan Singgih, atau Bowo saja. Kita adalah semua,” tulis keterangan Teman Ahok lewat akun Twitter-nya.
Teman Ahok Tetap Jualan Merchendise
Calon petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku sudah mengetahui soal tidak tercantumnya nama Teman Ahok, sebagai relawan setianya di dalam struktur tim pemenangan. Dia menyebutkan, Teman Ahok lah yang memutuskan diri untuk tidak masuk ke dalam struktur tersebut.
“Kita sudah bilang sama empat partai, pengaturan pertemuan makan, penjualan merchendise, semua kita serahkan kepada Teman Ahok, karena kita sudah patenin ke dia (Teman Ahok),” terangnya di Balai Kota, hari ini.
Karena berkaitan dengan penggalangan dana dengan penjualan merchendise dan pelaksana gala dinner dengan penjualan tiketing dijelaskan Ahok, nama Teman Ahok tetap akan didaftarkan ke komisi pemilihan umum daerah (KPUD) DKI Jakarta. Hal ini dilakukan sebagai bentuk transparansi anggaran selama masa kampanye dilakukan.
“Mereka (teman Ahok) kan akan buka di mal juga. Tapi tetap mereka akan lapor ke KPU, untuk jadi sebagian dari tim untuk menuai, menggalang dana, segala macam,” papar Ahok.
Selain melakukan penggalangan dana, Teman Ahok lewat keterangan resminya menyebutkan, tetap akan solid dan konsisten memelihara suara warga yang telah mengumpulkan KTP dengan klaim jumlah sebanyak 1 juta.”Kami akan memelihara suara warga yang telah dipercayakan kepada Teman Ahok dalam pengumpulan KTP dahulu, agar tetap solid,” tulis Teman Ahok.
Hubungan Teman Ahok dan PDIP Sempat Memanas
Diakui atau tidak, keberadaan Teman Ahok telah banyak mewarnai wajah politik nasional. Masih lekat dalam ingatan kita tentang pergulatan serius yang terjadi antara Teman Ahok dan PDIP jauh sebelum momen Pilkada menghangat. PDIP pada medio Februari lalu sempat dibuat meradang karena ilustrasi Ahok dihinotis sosok iblis berkepala banteng yang diunggah di website resmi Teman Ahok.
Hal ini diduga kuat berkaitan dengan komunikasi Ahok dengan pimpinan PDIP menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017. Relawan tak ingin Ahok maju di Pilgub DKI bersama parpol yang diketuai Megawati Soekarnoputri tersebut.
Keberadaan ilsutrasi karikatur dengan judul “Maju Indpenden Saja Pak” itu pun berbuntut panjang. bertubi-tubi cibiran demi cibiran dilontarkan politikus PDIP yang tidak terima dengan gaya komunikasi relawan yang didominasi anak muda itu. Semisal anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Masinton Pasaribu. Dia menyebutkan dengan gamblang bahwa Teman Ahok adalah segerombolan anak muda yang tidak memiliki jiwa pelopor dan bermental bebek.
Menurutnya, simpatisan pendukung Ahok itu masih selevel follower atau pengekor saja. Pernyataan tersebut karena Masinton merasa, Teman Ahok tidak memiliki konsistensi dan hanya menurut pada apa yang diinginkan Ahok.
“Teman Ahok hanya mencitrakan orang yang didukungnya (Ahok) saja yang sejatinya tak memiliki konsistensi dalam mengambil putusan,” katanya beberapa waktu lalu.
Kendati demikian, dengan telah terbentuknya konsistensi demi memenangkan Ahok, Ketua tim pemenangan Ahok-Djarot Prasetio Edi Marsudi meyakini bahwa pergulatan itu telah selesai. “Mungkin kemarin-kemarin ada prasangka dan perasaan yang tidak enak antara PDIP dan Teman Ahok hari ini sudah clear,” terang Pras di Rumah Lembang beberapa waktu lalu.
Ruhut Masuk dalam Struktur Tim Pemenangan Ahok-Djarot
Ada fenomena langka dari lahirnya struktur tim pemenangan Ahok-Djarot di Pilkada DKI. Ketika merunut satu persatu siapa saja sosok yang masuk dalam tim tersebut, tersempil satu nama menjadi anggota juru bicara tim pemenangan. Dia adalah Ruhut Sitompul, politisi Partai Demokrat yang seharusnya menjadi satu barisan untuk memenangkan Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni dalam kontestasi Pilkada DKI.
Ruhut memang sudah menjadi fenomena lama seiring dukungan pribadinya buat pasangan Ahok-Djarot. Bahkan dia berani sesumbar untuk meninggalkan partai demokrat pasca reses mendatang. “Kalau nanti masih kurang, akhir reses ini aku mundur dari DPR. Mantap enggak?” ungkap Ruhut di Jakarta, hari ini.
Dewan Pengarah Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Ahmad Basarah mengatakan, dukungan Ruhut kepada pasangan Ahok-Djarot merupakan aspirasi pribadi.”Tentu kategori Ruhut adalah sebagai pendukung dari unsur relawan. Banyak relawan yang masuk jadi tim sukses,” terang Ahmad.
Wakil Sekertaris Jenderal DPP PDIP itu menjelaskan, sejatinya dukungan sesorang untuk pasangan calon adalah pilihan politik yang biasa dilakukan untuk siapa pun warga negara. Tentu, Ahmad meyakinkan Ruhut punya pertimbangan-pertimbangan khusus pada pilihannya untuk mendukung Ahok-Djarot di Pilkada DKI.”Oleh karena itu kita menghormati pilihan Ruhut tersebut,” tegas dia.
Berikut susunan tim pemenangan Ahok-Djarot:
A. Dewan Pengarah Tim Pemenangan:
1. Ahmad Basarah
2. Eriko Sotarduga
3. Jefrri Darmadi
4. Effendy Choirie
5. Dadan Rusdiana
6. Agun Gunanjar Sudarsa
7. Fayakhun Andriadi
8. Gatot Sudariyanto
B. Ketua Tim Pemenangan:
Prasetio Edi Marsudi
C. Wakil Ketua Tim Pemenangan:
1. Dono Prasetyo
2. Mohammad Sangaji
3. Bambang Waluyo Wahab
4. Wibi Andrino
D. Sekretaris Tim Pemenangan:
TB Ace Hasan Syadzily
E. Wakil Sekretaris Tim Pemenangan:
1. Abdul Canter
2. Yuke Yurike
3. Virgie Baker
4. Michael Umbas
F. Bendahara Tim Pemenangan:
Charles Honoris
G. Wakil Bendahara Tim Pemenangan:
1. Baskara Sukarya
2. Nadya
3. Anies Hasan
4. Manuhara Siahaan
5. Joice Triatman
H. Juru Bicara Tim Pemenangan:
1. Ahmad Basarah
2. Komaruddin Watubun
3. Eriko Sutarduga
4. Sarifuddin Sudding
5. Miryam Yani
6. Very Yonnevil
7. Donny Tjahja Rimbawan
8. Taufik Basari
9. Bestari Barus
10. Sophia Latjuba
11. Ansy Lema
12. Raja Juli Antoni
13. Nevi Ervina
14. Ruhut Sitompul
15. Jerry Sambuaga
I. Bidang Sumber Daya dan Kreatif Tim Pemenangan:
1. Mutiara Indah
2. Jhony Putra
3. Aria Bima
4. Soelchan Effendie
5. Franc Tumanggor
J. Bidang Data dan Informasi Tim Pemenangan:
1. Muhammad Omar Sjarif
2. Irvan Habibi Pulungan
3. Eva Sundari
4. Honey Annisa
5. Mohammad Pradana
6. Hariadhi
7. Kamilus Elu
K. Bidang Perlengkapan dan Rumah Tangga Tim Pemenangan:
1. Yovita Octaviani
2. Mahmudin Muslim
3. Budi Suprapti
4. Haritz Rahman Hakim
5. Budi Kurniawan
6. Agus Lomboan
7. Rendy Rizki Siregar
8. Sulistyani
L. Bidang Kampanye dan Sosialisasi Tim Pemenangan:
1. Merry Hotma
2. Nurmansyah Tanjung
3. Basri Baco
4. Slamet N Riyadi
5. Syarifuddin
6. Mulawarman Hanase
7. Bestari Barus
8. Guntur Romli
M. Bidang Penggalangan Massa Tim Pemenangan:
1. Arif Wibowo
2. Samsir Rambe
3. Andien Bachtiar
4. Hasan Basri Umar
5. Rendy Reinhart
N. Bidang Media Tim Pemenangan:
1. Martin Manurung
2. Charles Malkiansyah
3. Afriadi Rosdi
4. Gaya Kartasasmita
5. Clara Tampubolon
O. Bidang Hukum dan Advokasi Tim Pemenangan:
1. Pantas Nainggolan
2. Tommy Sihotang
3. Sirra Prayuna
4. Gelora Tarigan
5. Taufik Basari
6. Ruddin Akbar Lubis
7. Rian Ernest
8. Abdul Qodir
9. M. Jaya Butarbutar
10. Jamaludin Lamanda
11. Andana Marpaung
12. Hilman Panjaitan
P. Bidang Khusus Tim Pemenangan:
1. Masinton Pasaribu
2. Tonny Tjahja Rimbawan
3. Jamaludin Kainubun
4. Latifah Al Anshori
5. Dipo Nusantara
Q. Bidang Keamanan Tim Pemenangan:
1. Audi Tambunan
2. Isyak Syah
3. M Ichsan
4. Umar Oetenan
5. Anwar Sjani
6. Alexander BS
R. Bidang Korda Jakarta Timur:
1. William Yani
2. Taufik Azhar
3. Top Sihombing
4. James Arifin Sianipar
S. Bidang Korda Jakarta Pusat:
1. Masinton Pasaribu
2. Farida Listuti
3. Rudin Akbar Lubis
4. Lathifah Al Anshori
T. Bidang Korda Jakarta Barat:
1. Darmadi Durianto
2. H Hamidi
3. Fathi R Sidiq
4. Abdul Aziz Muslim
U. Bidang Korda Jakarta Utara dan Kep Seribu:
1. Charles Honoris
2. Ramli Muhammad
3. Ahmad Sururi Afif
4. Ahmad Sahroni
V. Bidang Korda Jakarta Selatan:
1. Gembong Warsono
2. Michael Hidayat
3. Ruslan Amsari
4. M Soleh
5. Wibi Andrino