Pilkada DKI semakin memanas, menyusul ketatnya perolehan suara dalam survei terbaru. Elektabilitas petahana Basuki Tjahaja Purnama yang sebelum penetapan calon oleh KPUD hampir selalu di atas 50% dalam beberapa survei, kini elektabilitasnya melorot.
Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dilakukan Oktober 2016 menunjukkan elektabilitas Ahok-Djarot melorot ke 31,4 persen, sementara itu pesaingnya Anies-Sandiaga menguntit di 21,1 persen, dan Agus-Sylvi 19,3 persen.
Selisih Ahok dan pesaing lainnya yang hanya sekitar 10% membuat segala kemungkinan bisa saja terjadi. Tiap-tiap kubu pun harus memeras otak untuk menggenjot elektabilitas jagoannya, salah satunya dengan memilih juru bicara.
Dalam politik modern, juru bicara menempati posisi penting, sebab dia akan menjadi penyambung lidah untuk kepentingan politisi yang diwakilinya. Jubir pun menjelma menjadi ikon politik yang diharapkan dapat mendulang suara.
Dalam struktur kepengurusan tim sukses posisi jubir sering ditempati figur populer dari kalangan artis, aktivis muda, hingga politisi sendiri.
Corong Ahok-Djarot
Tim sukses pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat menempatkan jubir paling banyak, tak kurang dari 15 orang: mulai politisi senior seperti Ahmad Basarah dan Ruhut Sitompul, aktivis seperti Raja Juli Antoni, dan terakhir adalah penunjukan Sophia Latjuba.
Karena popularitasnya di media, Ruhut dan Sophia paling banyak disorot. Selain politisi, Ruhut juga seorang aktor, sementara mantan istri Indra Lesmana itu adalah artis profesional yang tak hanya jago bermain peran, tetapi juga menyanyi.
Demi Ahok, Ruhut rela melawan titah partainya untuk mendukung pasangan Agus-Sylvi. Sementara itu, nama Sophia diajukan oleh partai Nasional Demokrat
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPW Partai Nasdem DKI Jakarta, Bestari Barus, mengaku pengajuan nama artis beranak satu itu karena dia adalah pengurus partai.
Sophia yang namanya kembali banyak diberitakan setelah lama tenggelam diharapkan mampu menjadi daya tarik bagi pemilih muda.
Selain Ruhut dan Sophia serta dua nama yang telah disebut di atas, juru bicara Ahok-djarot yang lain adalah: Komaruddin Watubun, Eriko Sutarduga, Sarifuddin Sudding, Miryam Yani, Very Yonnevil, Dr Donny Tjahja Rimbawan, Taufik Basari, Bestari Barus, Ansy Lema, Nevi Ervina, dan Jerry Sambuaga.
‘Penjual’ Agus-Sylvi
Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat, Imelda Sari didaulat menjadi juru promosi pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Imelda, mantan jurnalis TV, diharapkan mampu menjual Agus-Sylvi yang merupakan nama baru di pentas politik.
Berbeda dari tim sukses Ahok-Djarot, timses Agus-Sylvi hanya memasang seorang Imelda Sari untuk menjadi juru bicara.
Pertarungan antar jubir pasangan calon menjadi makin seru dengan ditunjuknya Imelda. Pasalnya, perempuan kelahiran Jakarta 48 tahun yang lalu itu tengah berseberangan dengan Ruhut Sitompul.
Imelda adalah orang yang menggantikan peran Luhut sebagai jubir Partai Demokrat. Dalam beberapa kesempatan, Ruhut sempat mengeluarkan kritik pedas kepada perempuan yang menjadi presiden National Press Club of Indonesia itu.
Juru koar Anies-Sandi
Tim pemenangan pasangan calon Anies Baswedan-Sandiaga Uno untuk PIlkada DKI Jakrat 2017 memilih susunan pengurus dengan postur gemuk.
Sekretaris tim pemenangan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Syarif mengatakan total ada 175 personel tim. Secara resmi, struktur pengurus baru akan dikukuhkan akhir pekan ini. Namun, yang pasti, juru bicara Anies-Sandi, salah satunya, adalah penghibur Pandji Pragiwaksono.
Pandji Pragiwaksono lengkapnya adalah seorang aktor, penyiar radio, presenter televisi, penulis buku, penyanyi rap, dan pelawak tunggal.
Pandji diminta langsung oleh Anies Baswedan untuk menjadi juru pamornya. “Kening saya mengrenyit. Tatapan saya kosong, fokus dengan apa yang Mas Anies sedang katakan,” kisahnya di laman pribadinya saat ditelpon Anies.
“Ketika facetime kami akhiri, jawaban saya sudah pasti. Saya akan dukung Mas Anies maju menjadi calon Gubernur DKI Jakarta. Saya pastikan, ini akan jadi perjuangan paling berat seumur hidup saya terjun dalam politik praktis,” lanjutnya.
Pilkada DKI diikuti oleh tiga pasangan calon: Basuki Tjahaja “Ahok” Purnama dan Djarot Saiful Hidayat diusung oleh PDIP, Hanura, NasDem dan Golkar. Sementara itu, Agus Harimurti dan Sylviana Murni disokong Partai Demokrat, PKB, PAN, dan PPP. Pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno diajukan oleh Partai Gerindra dan PKS.
Berikut ini adalah urutan jadwal Pilkada 2017 yang telah dicanangkan oleh KPU DKI:
3 Agustus-7 Agustus 2016: penyerahan syarat dukungan perseorangan
19 September-21 September 2016: pendaftaran calon
19 September-9 Oktober 2016: verifikasi calon
22 Oktober 2016: penetapan calon
23 Oktober 2016: pengundian dan pengumuman nomor urut
26 Oktober 2016-11 Februari 2017: masa kampanye dan debat publik
12 Februari-14 Februari 2017: masa tenang
15 Februari 2017: pemungutan dan penghitungan suara
16 Februari-27 Februari 2017: rekapitulasi suara
8 Maret-10 Maret 2017: penetapan calon terpilih tanpa sengketa
Apabila Pilkada harus dilakukan dalam dua putaran, pemungutan dan penghitungan suara putaran kedua akan dilaksanakan pada 19 April 2017. Jadwal pelaksanaannya sebagai berikut:
4 Maret 2017: penetapan pemilihan gubernur dan wakil gubernur putaran ke-2
5 Maret-19 April 2017: rekapitulasi daftar pemilih
4 Maret-15 April 2017: sosialisasi
6 April-15 April 2017: kampanye serta penajaman visi dan misi
16 April-18 April 2017: masa tenang
19 April 2017: pemungutan dan penghitungan suara
20 April-1 Mei 2017: rekapitulasi suara
5 Mei-6 Mei 2017: penetapan calon tanpa sengketa |RMN